Sabtu, 18 Juni 2011

wahai ibu.. ayah.. maaf kanlah anakmu ini.... yg tlh byk mnyakiti hati kalian,..

Assalamualaikum...


Sejenak lepaskanlah segala hiruk-pikuk dunia


Lupakanlah semua status, title, dan kedudukan kita saat ini


Tundukkanlah wajah dan pejamkan mata


Marilah kita menjelajah waktu, duapulu, tiga puluh, atau empat puluh tahun yang lalu sesaat sebelum kita dilahirkan


Bayangkanlah seorang wanita yang sedang hamil tua, ya itulah ibu kita . Lelah, letih ibu mengandung selama sembilan bulan


Dan sekarang, dia sedang meregang kesakitan


Keringat dingin satu demi satu mulai berjatuhan


Sekuat tenaga dia tahan untuk tidak berteriak


Dia gigit bibirnya sekuat tenaga, namun apa daya


Sakit tak tertahankan, sehingga teriakan pun terlontar


Aduuhh.. sakiiit... Ya Allah.. sakiit..aaah..


Semenit, sepuluh menit, satu jam, dua jam, empat jam,


Tujuh jam lebih ibu meregang kesakitan, hingga akhirnya...


Tetes demi tetes darah mengalir


Mata membeliak, ya seketika ibu bertarung antara hidup dan mati


Hingga akhirnya terlahirlah kita


Kesakitan yang teramat sangat itu tidak dia hiraukan


Hanya senyum yang menyambut kelahiran kita



Sahabatku sekalian



Kita lihat sosok wanita itu sekarang


Kulitnya bertambah keriput, badan sakit-sakitan


Rambutnya memutih


Berjalan pun tertatih-tatih


Itulah ibu kita


Dimana kita sering meminta upah jika disuruh


Seringkali kita membantah karena malas


Menghitung-hitung jasa kita secara materi


Namun apa jawaban wanita tua itu?


1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan:

GRATIS


2) OngKos berjaga malam karena menjagamu:

GRATIS


3) OngKos air mata yang menetes karenamu:

GRATIS


4) Ongkos khawatir karena memikirkan keadaanmu:

GRATIS


5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu:

GRATIS


Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku:

GRATIS.


Dan suatu saat nisan ibu akan terpancang


Tak akan ada lagi panggilan merdu dari ibu


Tak akan ada lagi tatapan sayang dari seorang ibu


Tak ada lagi kesempatan kita berbakti di dunia



Dan pada Ibumu, diciptakan bahunya,


agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.


Dan pada Ibumu,


diberikan kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya,


walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.


Diberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.


Dan pada Ibumu,


diberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.


Dan pada Ibumu,


diberikan perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya.


Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.



Sahabatku yang aku hormati


Marilah kita lihat seorang laki-laki di sebelah ibu kita


Ya.. itu ayah kita


Badan yang semula tegap, gagah ,


sekarang mulai membungkuk dimakan usia


Tangan yang semula kekar, kini sudah lemas


Tangan itulah yang selama ini berkerja keras untuk menghidupi kita,


membiayai sekolah kita, hingga mengantarkan kita pada posisi saat ini


Lelah tubuhnya dalam mencari sesuap nasi bagi kita


Takterhitung berapa tetes keringat yang telah ia keluarkan untuk kita


Tak terhitung energi yang yang telah ia keluarkan untuk kita, namun


Tak sekalipun ia mengharap balas budi dari kita


Lihatlah saudara-saudara, tangan yang dulu kokoh


Kini lemah di makan waktu


Jangankan untuk mengangkat beban berat


Untuk mengangkat tangannya sendiri saja gemetar


Namun tak pernah sekalipun dia mengeluh


Ditelannya sendiri kerapuhan badannya


Tertatih ketika berjalan, sesekali terjatuh kepayahan


Tapi dia tetap tegar, tabah,


Disaat yang sama, kita tidur di kasur empuk


Nyaman merasakan sehatnya badan, tertawa riang,



Cukup. Ketuklah sanubarimu sendiri


Lihatlah ayah dan ibumu sekarang


Sangat mungkin besok, satu jam, satu menit, atau saat ini


Kita tak bisa menyapanya lagi........


"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran"

Artinya :

"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar