Selasa, 31 Mei 2011

Amalan dan doa umum bulan Rajab



Amalan dan Zikir yang bersifat Umum

Amalan dan zikir berikut ini berdasarkan hadis-hadis dari Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa). Disarikan dari kitab Mafatihul Jinan (kunci-kunci surga), bab 2 tentang amalan di bulan Rajab.
Di bulan Rajab terdapat amalan khusus dan amalan umum. Amalan khusus adalah amalan yang dilakukan pada hari atau malam tertentu di bulan Rajab. Adapun amalan umum adalah amalan yang dilakukan selama di bulan Rajab. Amalannya sebagai berikut:

Pertama:
Rasulullah saw juga bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan permohonan pengampunan bagi ummatku, maka hendaknya mereka memperbanyak istighfar di dalamnya.” Yakni:

اَسْتَغْفِرُ اللهَ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya


Kedua: Dalam suatu riwayat disebutkan: Bagi yang tidak mampu berpuasa agar memperoleh pahala puasa di bulan Rajab, maka hendaknya setiap hari ia membaca tasbih berikut 100 kali:

سُبْحَانَ اْلاِلَهِ الْجَلِيلِ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إِلاَّ لَهُ، سُبْحَانَ اْلأَعَزِّ اْلاَكْرَمِ، سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ وَهُوَ لَهُ اَهْلٌ
Subhânal ilâhil jalîl, subhâna Man lâ yanbaghit tasbîhu illâ lahu, subhânal a’azzil akram, subhâna Man labisal ‘izzi wa huwa lahu ahlun.
Mahasuci Tuhan Yang Maha Agung, Mahasuci yang tak layak bertasbih  kecuali kepada-Nya, Mahasuci Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Mahasuci Yang Menyandang keagungan dan hanya Dia yang layak memilikinya.



Ketiga: Membaca:

يَا ذَا الْجَلالِ وَاْلاِكْرَامِ، يَا ذَا النَّعْمَاءِ وَالْجُودِ، يَا ذَا الْمَنِّ وَالطَّوْلِ، حَرِّمْ شَيْبَتِي عَلَى النَّارِ
Yâ Dzal jalâli wal-ikrâm, yâ Dzan na’mâi wal-jûd, yâ Dzal manni wath-thawl, harrim syaibatî `alan nâri.
Wahai Yang Maha Agung dan Maha Mulia, wahai Pemilik kenikmatan dan kedermawanan, wahai Pemilik anugerah dan karunia, selamatkan putihnya rambutku dari api neraka.



Keempat: Rasululah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Istighfar berikut sebanyak 100  kali dan mengakhirnya dengan bersedekah, Allah akan mengakhirinya dengan rahmat dan maghfirah. Barangsiapa yang membacanya 400 kali, Allah memcatat baginya pahala 100 syuhada’:

اَسْتَغْفِرُ اللهَ لا اِلهَ إِلاّ هُوَ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Astaghfirullâha lâilaha illa Huwa wahdahu lâ syarîkalah, wa atûbu ilayh.
Aku memohon ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Esa, Yang tiada sekutu bagi-Nya, aku bertaubat kepada-Nya.”



Kelima: Membaca Lailâha illallâh (1000 kali).
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Lâilâha illallâh sebanyak seribu kali , Allah mencatat baginya seratus ribu kebaikan dan membangunkan baginya seratus kota di surga.”



Keenam:  membaca  Astaghfirullâh wa atûbu ilayh, pagi dan sore sebanyak (70 kali), dan diakhiri dengan membaca doa:

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي وَتُبْ عَلَيَّ
Allâhummaghfirlî wa tub `alayya
Ya Allah, ampuni aku dan bukakan pintu taubat bagiku.
Dalam suatu hadis dikatakan: Barangsiapa yang membaca Istighfar pagi dan sore sebanyak 70 kali dan kemudian diakhiri dengan doa tersebut dengan mengangkat tangannya, jika ia mati di bulan Rajab matinya diridhai oleh Allah dan tidak disentuh oleh api neraka karena berkah bulan Rajab.



Ketujuh: membaca istighfar berikut sebanyak seribu kali agar diampuni dosanya oleh Allah Yang Maha Penyayang:

اَسْتَغْفِرُ اللهَ ذَا الْجَلالِ وَالاِْكْرامِ مِنْ جَميعِ الذُّنُوبِ وَالاثامِ
Astaghfirullâha Dzal jalâli wal-ikrâm min jamî`idz dzunûbi wal-âtsâm
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia dari semua dosa dan kesalahan.




Kedelapan: membaca Surat Al-Ikhlash sebelas ribu kali atau seribu kali atau seratus kali.
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Barangsiapa yang membaca Surat Al-Ikhlash seratus kali pada hari Jum’at bulan Rajab, ia akan memperoleh cahaya yang mengantarkan ke surga.”




Kesembilan: Dalam suatu hadis disebutan: “Barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, dan melakukan shalat sunnah empat rakaat (2 kali salam). Rakaat pertama setelah Fatihah membaca ayat Kursi seratus kali, dan rakaat kedua setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash dua ratus kali, maka saat matinya ia akan menyaksikan tempatnya di surga atau diperlihatkan kepadanya.”



Kesepuluh: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah empat rakaat (2 kali salam) pada hari Jum’at di bulan Rajab antara shalat Zuhur dan Ashar; setiap rakaat  setelah Fatihah membaca ayat Kursi tujuh kali dan Surat Al-Ikhlash, kemudian sesudah salam membaca Astaghfirullâhalladzî lâilâha illâ Huwa wa as-aluhut tawbah (10 kali), Allah mencatat baginya dari hari itu (hari ia melakukan shalat) sampai hari kematiannya setiap hari seribu kebaikan; memberinya untuk setiap ayat yang ia baca satu kota di surga dari yaqut merah; untuk setiap hurufnya satu istana di surga dari mutiara; diberinya pasangan bidadari dan diridhai tanpa sedikitpun murka; dan Allah mencatatnya sebagai orang-orang ahli ibadah, dan mengakhiri hidupnya dengan kebahagiaan dan pengampunan yang terbaik.”




Kesebelas: Puasa tiga hari: hari kamis, Jum’at dan Sabtu.
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang berpuasa pada Kamis, Jum’at dan Sabtu di bulan-bulan yang mulia, Allah mencatat baginya ibadah sembilan ratus tahun.”




Kedua belas: Shalat enam puluh rakaat selama bulan Rajab; setiap malam dua rakaat, setiap rakaat setelah Fatihah membaca Surat Al-Kafirun (3 kali) dan Surat Al-Ikhlash (sekali). Sesudah salam membaca doa berikut sambil mengangkat tangan:

لا اِلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيي وَيُميتُ، وَهُوَ حَيٌّ لا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْيء قَديرٌ، وَاِلَيْهِ الْمَصيرُ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظيمِ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد النَّبِيِّ الاُْمِّيِّ وَآلِهِ.
Lâilaha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyî wa yumît, wa Huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr wa Huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr, wa ilayhil mashîr, walâ hawla wala quwwata illâ billahil `aliyyil `azhîm. Allahumma shalli `alâ Muhammadin an-nabiyyil ummi wa âlihi.
Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan pujian. Dialah Yang Menghidupkan dan mematikan. Dia Yang Hidup dan tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, kepada-Nya kembali segalanya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Tinggi dan Maha Agung. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi dan keluarganya.
Diriwayatkan dari Nabi saw  bahwa orang yang melakukan amalan tersebut Allah mengijabah doanya dan memberinya enam puluh pahala haji dan umrah.




Ketiga belas: Rasulullah saw bersabda: “orang yang membaca Surat Al-Ikhlash (100 kali) dalam shalat sunnah dua rakaat di malam bulan Rajab, nilainya sama dengan berpuasa seratus tahun di jalan Allah, dan memberinya seratus istana di surga, setiap istana bertetangga dengan para Nabi (as).”



Keempat belas: Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca setiap hari dan malam di bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan Surat Al-Fatihah, ayat Kursi, Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing (3 kali), kemudian membaca masing-masing (3 kali):

سُبْحانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلا اِلهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظيمِ
Subhânallâhi wal-hamdulillâhi, wa lâilâha illallâh wallâhu akbar, walâ hawla walâ quwwata illâ billâhil `aliyyil `azhîm.
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan kecuali Allah, Allah  Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung

اَللّـهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد
Allâhumma shalli `alâ Muhammadin waâli Muhammad
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad

اَللّـهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤمِنينَ وَالْمُؤمِناتِ
Allâhummaghfir lil-mu’minîna wal-mu’minât
Ya Allah, ampuni kaum mukminin dan mukminat
Kemudian membaca istighfar berikut (400 kali):

اَسْتَغْفِرُ اللهَ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya,

maka Allah swt akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya walaupun sebanyak tetesan hujan, daun-daun pepohonan, dan buih di lautan.”
(Mafâtihul Jinan, bulan Rajab)

Doa-Doa di Bulan Rajab yang bersifat umum

Doa Pertama

Doa Hajat dunia dan akhirat, dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
يَا مَنْ يَمْلِكُ حَوَائِجَ السَّائِلِينَ، ويَعْلَمُ ضَمِيرَ الصَّامِتِينَ، لِكُلِّ مَسْأَلَةٍ مِنْكَ سَمْعٌ حَاضِرٌ وَجَوَابٌ عَتِيدٌ، اَللَّهُمَّ وَ مَوْعِيدُكَ الصَّادِقَةُ، واَيْدِيكَ الْفَاضِلَةُ، ورَحْمَتُكَ اْلوَاسِعَةُ، فَأَسْألُكَ اَنْ تٌصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ واَنْ تَقْضِيَ حَوَائِجِي لِلدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْيءٍ قَدِيرٌ.
Yâ may yamliku hawâijas sâilîn, wa ya`lamu dhamâirash shâmitîn. Likulli  mas-alatin minka samî`un hâdhirun wa jawâbun `atîd. Allahumma wa maw`idukash shaâdiqah, wa aydîkal fâdhilah, wa rahmatukal wâsi`ah. Fa-as-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa an taqdhî hawâijî liddun-ya wal âkhirah. Innaka `alâ kulli syay-in qadîr.

Wahai Yang Memiliki hajat-hajat orang-orang yang bermohon, dan Mengetahui keinginan orang-orang yang diam. Semua permohonan kepada-Mu didengar dan hadir, sedangkan jawabannya telah disiapkan. Ya Allah, janji-Mu benar, tangan-Mu utama, dan rahmat-Mu luas. Aku bermohon pada-Mu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan tunaikan hajat-hajatku di dunia dan akhirat, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)



Doa Kedua
Doa untuk memohon petunjuk dan kesungguhan, dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
خَابَ اْلوَافِدُونَ عَلَى غَيْرِكَ، وَخَسِرَ المُتَعَرِّضُونَ إِلاّ لَكَ، وَضاعَ المُلِمُّونَ إِلاّ بِكَ، وَاَجْدَبَ الْمُنْتَجِعُونَ إِلاّ مَنِ انْتَجَعَ فَضْلَكَ، بابُكَ مَفْتُوحٌ لِلرّاغِبينَ، وَخَيْرُكَ مَبْذُولٌ لِلطّالِبينَ وَفَضْلُكَ مُباحٌ لِلسّائِلينَ، وَنَيْلُكَ مُتاحٌ لِلامِلينَ، وَرِزْقُكَ مَبْسُوطٌ لِمَنْ عَصاكَ، وَحِلْمُكَ مُعْتَرِضٌ لِمَنْ ناواكَ، عادَتُكَ الاِْحْسانُ اِلَى الْمُسيئينَ، وَسَبيلُكَ الاِبْقاءُ عَلَى الْمُعْتَدينَ، ُاَللّـهُمَّ فَاهْدِني هُدَى الْمُهْتَدينَ، وَارْزُقْني اجْتِهادَ الُْمجْتَهِدينَ، وَلا تَجْعَلْني مِنَ الْغافِلينَ الْمُبْعَدينَ، واغْفِرْ لي يَوْمَ الدّينِ
Khâbal wâfidûna `alâ ghayrika, wa khasiral muta`arridhûna illâ laka, wa dhâ`al mulimmûna illâ bika, wa ajdabal muntaji`ûna illâ manintaja`a fadhlaka, bâbuka maftûhun lirrâghibîna, wa khayruka mabdzûlun liththâlibîna, wa fadhluka mubâhun lissâilîna, wa nayluka mutâhun lil-âmilîna, wa rizquka mabsûthun liman ‘ashâka, wa hîlmuka mu’taridhun liman nâwâka, ‘adatukal ihsânu ilal musîîna, wa sabilukal ibqâu ‘alal mu’tadîna. Allâhumma fahdinî hudal muhtadûna, warzuqni ijtihâdal mujtahidîna, walâ taj’alnî minal ghâfilînal mub’adîna, waghfirlî yawmaddin.

Sia-sialah orang-orang yang datang kepada selain-Mu,
Rugilah orang-orang yang menghadap kecuali kepada-Mu,
Rugilah orang-orang yang berkunjung kecuali kepada-Mu,
Keringlah orang-orang yang mencari taman kecuali di taman  karunia-Mu.
Pintu-Mu terbuka bagi orang-orang yang menyimpan harapan,
Kebaikan-Mu tercurahkan pada orang-orang mencari,
Karunia-Mu terbuka bagi orang-orang yang bermohon,
Anugerah-Mu terbuka bagi orang-orang yang menginginkan,
Rizki-Mu terhampar luas bagi orang yang bermaksiat pada-Mu,
Santun-Mu terbuka bagi yang berharap pada-Mu,
Kebiasaan-Mu baik terhadap orang-orang yang berbuat keburukan,
Jalan-Mu tetap terjaga terhadap orang-orang yang membangkang.
Ya Allah, bimbinglah aku seperti bimbingan orang-orang yang memperoleh hidayah, karuniakan padaku kesungguhan orang-orang yang bersungguh-sungguh,
jangan jadikan aku tergolong pada orang-orang yang lalai dan menjauhkan diri dari-Mu, dan ampuni aku pada hari kiamat.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)





Doa Ketiga

Doa memohon kesabaran dalam bersyukur, keyakinan dalam ibadah, dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللّهُمَّ اِنّي اَساَلُكَ صَبْرَ الشّاكِرينَ لَكَ، وَعَمَلَ الْخائِفينَ مِنْك، وَيَقينَ الْعابِدينَ لَكَ، اَللّهُمَّ اَنْتَ الْعَلِيُّ الْعَظيمُ، وَاَنَا عَبْدُكَ الْبائِسُ الْفَقيرُ، اَنْتَ الْغَنِيُّ الْحَميدُ، وَاَنَا الْعَبْدُ الذَّليل، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِهِ وَاْمْنُنْ بِغِناكَ عَلى فَقْري، وَبِحِلْمِكَ عَلى جَهْلي، وَبِقُوَّتِكَ عَلى ضَعْفي، يا قَوِيُّ يا عَزيزُ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِهِ الاْوصياءِ الْمَرْضِيِّينَ، وَاكْفِني ما اَهَمَّني مِنْ اَمْرِ الدُّنْيا وَالاخِرَةِ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ
Allâhumma innî as-aluka shabrasy syâkirîn laka, wa ‘amalal khâifina minka, wa yaqînal ‘abidîna laka. Allâhumma Antal ‘Aliyyul ‘Azhîmu, wa ana ‘abdukal bâisul faqîr. Antal ghaniyyul Hamîd, wa anal ‘abdudz dzalîl. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi wamnun bighinâka ‘alâ faqrî, wa bihilmika ‘alâ jahlî, wa biquwwatika ‘alâ dha’fi, yâ Qawiyyu yâ ‘Azîzu. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihil awshiyâil mardhiyyîna, wakfinî ma ahammanî min amrid dun-yâ wal-âkhirah yâ Arhamar râhimîn.

Ya Allah, aku memohon kesabaran orang-orang yang bersyukur pada-Mu,
amal orang-orang takut pada-Mu,
keyakinan orang-orang yang beribadah pada-Mu.
Ya Allah, Engkau Maha Mulia dan Maha Agung,
sedangkan aku adalah hamba-Mu yang sengsara dan fakir.
Engkau Maha kaya dan Maha Terpuji, sedangkan aku adalah hamba-Mu yang hina.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya,
karunikan kekayaan-Mu pada kefakiranku, santun-Mu pada kejahilanku, kekuatan-Mu pada kelemahanku wahai Yang Maha Kuat dan Maha Mulia.
Ya Allah, sampaikan kepada Muhammad dan keluarganya para washi yang diridhai,
cukupi apa yang kuinginkan dalam urusan dunia dan akhirat wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)



Doa Keempat
Doa untuk memohon karunia dan kebahagiaan, keselamatan dan kebahagiaan saat sakratul maut dan di alam kubur. Dibaca di malam hari atau siang hari selama di bulan Rajab.

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمِنَنِ السَّابِغَةِ، وَاْلآلاَءِ الْوَازِعَةِ، والرَّحْمَةِ الْوَاسِعَةِ، وَالْقُدْرَةِ الْجَامِعَةِ، وَالنِّعَمِ الْجَسِيْمَةِ، وَالْمَوَاهِبِ الْعَظِيمَةِ، وَاْلاَيَادِي الْجَمِيلَةِ، وَالْعَطَايَا الْجَزِيلَةِ.
Allâhumma yâ Dzal minanis sâbighah, wal-âlail wâzi’ah, war-rahmatil wâsi’ah, wal-qudratil jâmi’ah, wan-ni’amil jasîmah, wal-mawâhibil ‘azhîmah, wal-âyâdil jamîlah, wal-‘athâyal jazîlah.
Ya Allah, wahai Pemilik karunia yang sempurna, nikmat yang melimpah, rahmat yang luas, kekuasan yang meliputi, nikmat-nikmat yang besar, karunia-karunia yang agung, anugerah-anugerah yang indah dan pemberian yang melimpah.

يَا مَنْ لاَ يُنْعَتُ بِتَمْثِيلِ، وَلاَ يُمَثَّلُ بِنَظِيْرٍ، وَلاَ يُغْلَبُ بِظَهِيْرٍ، يَا مَنْ خَلَقَ فَرَزَقَ وَأَلْهَمَ فَاَنْطَقَ، وَابْتَدَعَ فَشَرَعَ، وَعَلاَ فَارْتَفَعَ، وَقَدَّرَ فَاَحْسَنَ، وَصَوَّرَ فَاَتْقَنَ، وَاحْتَجَّ فَاَبْلَغَ، وَاَنْعَمَ فَاَسْبَغَ، وَاَعْطَى فَاَجْزَلَ، وَمَنَحَ فَاَفْضَلَ،
Yâ Man lâ yun’atu bitamtsîlin, walâ yumatstsilu binazhîrin, walâ yughlabu bizhahîrin. Yâ Man khalaqa farazaqa wa alhama fa-anthaqa, wabtada’a fasyara’a, wa ‘alâ fartafa’a, wa qaddara fa-ahsana, wa shawwara fa-atqana, wahtajja fa-ablagha, wa an’ama fa-asbagha, wa a’thâ fa-ajzala, wa manaha fa-afdhala.
Wahai Yang tidak disifati dengan tamsil, yang tidak ditamsil dengan perumpamaan, yang tidak dikalahkan dengan yang nampak. Wahai Yang Menciptakan lalu memberi rizki, Mengilhamkan lalu mengungkapkan, Menciptakan lalu menetapkan syariat-Nya, Memuliakan lalu menjadi mulia, Mentakdirkan lalu menjadikan baik, Menggambarkan lalu mengokohkan, Memberi hujjah lalu menguatkan, Memberi nikmat lalu menyempurnakan, Memberi lalu mencurahkan, Mencurahkan lalu mengutamakan.

يَا مَنْ سَمَا فِي الْعِزِّ فَفَاتَ نَوَاظِرَ اْلاَبْصَارِ، وَدَنَا فِي الُّلطْفِ فَجَازَ هَوَاجِسَ اْلاَفْكَارِ، يَا مَنْ تَوَحَّدَ باِلْمُلْكِ فَلاَ نِدَّ لَهُ فِي مَلَكُوتِ سُلْطَانِهِ، وَتفَرَّدَ بِاْلآلاَءِ وَالْكِبْرِيَاءِ فَلاَ ضِدَّ لَهُ فِي جَبَرُوتِ شَأْنِهِ، يَا مَنْ حَارَتْ فِي كِبْرِيَاءِ هَيْبَتِهِ دَقَائِقُ لَطَائِفِ اْلاَوْهَامِ، وَانْحَسَرَتْ دُونَ اِدْرَاكِ عَظَمَتِهِ خَطَائِفُ اَبْصَارِ اْلاَنَامِ، يَا مَنْ عَنَتِ الْوُجُوهُ لِهَيْبَتِهِ، وَخَضَعَتِ الرِّقَابُ لِعَظَمَتِهِ، وَوجِلَتِ الْقُلُوبُ مِنْ خِيفَتِهِ،
Yâ Man sama fil ‘izzi fafata nawâzhiral abshâr, wa danâ fil luthfi fajâza hawâjisal afkâr. Yâ Man tawahhada bil-mulki falâ nidda lahu fî malakûti sulthânihi, wa tafarrada bil-âlâi wal-kibriyâi falâ dhidda lahu fî jabarûti sya’nihi. Yâ Man hârat fî kibriyâi haybatihi daqâiqu lathâifil awhâm, wanhasarat dûna idrâki ‘azhamatihi khthâifu abshâril anâm. Yâ Man ‘anatil wujûhu lihaybatihi, wa khadha’atir riqâbu li’azhamatihi, wa jilatil qulûbu min khîfatihi.
Wahai Yang Tinggi keagungan-Nya sehingga melampaui pandangan batin, Yang Rendah kelembutan-Nya sehingga melampaui lintasan pikiran. Wahai Yang Diesakan kerajaan-Nya sehingga tak ada satupun tandingan dalam kerajaan kekuasaan-Nya, Yang Ditunggalkan nikmat-nikmat dan kebesaran-Nya sehingga tak ada tandingan dalam keagungan keadaan-Nya. Wahai Yang pada keagungan kebesaran-Nya tertegunn semua kelembutan dugaan, dan binginglah semua pandangan manusia yang tak mengenal keagungan-Nya. Wahai Yang bermaksud semua wujud pada kebesaran-Nya, yang tunduk semua kuduk pada keagungan-Nya, dan bergetar semua hati karena takut pada-Nya.

اَساَلُكَ بِهذِهِ الْمِدْحَةِ الَّتِي لاَ تَنْبَغي إِلاَّ لَكَ، وَبِمَا وَأَيْتَ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ لِدَاعِيكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ، وَبِمَا ضَمِنْتَ اْلاِجَابَةَ فِيهِ عَلَى نَفْسِكَ لِلدَّاعِينَ، يَا اَسْمَعَ السّامِعِينَ، وَابْصَرَ النَّاظِرِينَ، وَاَسْرَعَ الْحَاسِبِينَ، يَا ذَا الْقُوَّةِ الْمَـتِينُ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيّينَ، وَعَلى اَهْلِ بَيْتِهِ، وَاقْسِمْ لِي فِي شَهْرِنَا هَذَا خَيْرَ مَا قَسَمْتَ، وَاحْتِمْ لِي فِي قَضَائِكَ خَيْرَ مَا حَتَمْتَ، وَاخْتِمْ لِي بِالسَّعَادَةِ فِيمَنْ خَتَمْتَ، وَاحْيِنِي مَا اَحْيَيْتَنِي مَوْفُوراً، وَاَمِتْنِي مَسْرُوراً وَمَغْفُوراً، وَتوَلَّ اَنْتَ نَجَاتِي مِنْ مُسَاءَلَةِ الْبَرْزَخِ، وَادْرَأْ عَنِّي مُنْكَراً وَنَكِيْراً، وَاَرِ عَيْنِي مُبَشِّراً وَبَشِيْراً، وَاجْعَلْ لِي اِلَى رِضْوَانِكَ وَجِنَانِكَ مَصِيْراً، وَعَيْشاً قَرِيراً، وَمُلْكاً كَبِيْراً، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ كَثِيْراً .
As-aluka bihâdzihil mihnatil latî lâ tanbaghî illâ bika, wa bimâ wa ayta bihi ‘alâ nafsika lidâ’îka minalmu’minîna, wa bimâ dhamintal ijâbata fîhi ‘alâ nafsika liddâ’îna. Yâ Asma’as sami’îna, wa absharan nâzhirîna, wa Asra’al hâsibîna. Yâ Dzal quuwatil matîn, shalli ‘alâ Muhammadin khâtamin nabiyyîn, wa ‘alâ ahli bayitihi, waqsimlî fî syahrinâ hâdzâ khayra mâ qasamta, wahtimlî fî qadhâika khayra mâ hatamta, wakhtimlî bis-sa’âdati fîman khatamta, wahyinî mâ ahyaytanî mawfûrâ, wa amitnî masrûrâ wa maghfûrâ, wa tawalla Anta najâtî min mas-alatil barzakh, wadra’ ‘annî munkaran wa nakîrâ, wa ari ‘aynî mubasysyiraw wa basyîrâ, waj’allî ilâ ridhwânika wa jinânika mashîrâ, wa ‘aysyan qarîrâ, shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi katsîrâ.
Aku memohon pada-Mu dengan semua pujian ini,  pujian yang tak layak menyandangnya kecuali Engkau, dengan segala yang Kau janjikan atas diri-Mu pada orang-orang mukmin yang memohon pada-Mu, dan dengan segala yang Kau jaminkan ijabah atas diri-Mu untuk orang-orang yang berdoa pada-Mu. Wahai Yang Maha Mendengar dari semua yang mendengar, Yang Maha Melihat dari semua yang melihat, Yang Maha Cepat dari semua yang menghitung, wahai Yang Memiliki kekuatan yang kokoh, sampaikan shalawat kepada Muhammad penutup para Nabi dan keluarganya, karunian padaku di bulan ini bagian yang terbaik dari apa yang telah Kau bagikan, akhiri bagiku dalam ketatapan-Mu yang terbaik dari apa yang telah Kau akhiri, tutuplah semua amalku dengan kebahagiaan seperti orang yang akhiri amalnya dengan kebahagiaan, hidupkan aku dengan penuh kecukupan selama Kauhidupkan aku, matikan aku dengan kebahagiaan dan pengampunan, palingkan aku pada-Mu sebagai penyelamatku dari pertanyaan di alam Barzakh, tolaklah dariku malaikat Munkar dan Nakir, perlihatkan padaku semua yang menyenangkan dan membahagiakan, dan jadikan bagiku ridha-Mu dan surga-Mu sebagai tempat kembali, kehidupan yang damai dan kerajaan yang besar, dan sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya shalawat yang melimpah.

اَساَلُكَ بِهذِهِ الْمِدْحَةِ الَّتِي لاَ تَنْبَغي إِلاَّ لَكَ، وَبِمَا وَأَيْتَ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ لِدَاعِيكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ، وَبِمَا ضَمِنْتَ اْلاِجَابَةَ فِيهِ عَلَى نَفْسِكَ لِلدَّاعِينَ، يَا اَسْمَعَ السّامِعِينَ، وَابْصَرَ النَّاظِرِينَ، وَاَسْرَعَ الْحَاسِبِينَ، يَا ذَا الْقُوَّةِ الْمَـتِينُ، صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيّينَ، وَعَلى اَهْلِ بَيْتِهِ، وَاقْسِمْ لِي فِي شَهْرِنَا هَذَا خَيْرَ مَا قَسَمْتَ، وَاحْتِمْ لِي فِي قَضَائِكَ خَيْرَ مَا حَتَمْتَ، وَاخْتِمْ لِي بِالسَّعَادَةِ فِيمَنْ خَتَمْتَ، وَاحْيِنِي مَا اَحْيَيْتَنِي مَوْفُوراً، وَاَمِتْنِي مَسْرُوراً وَمَغْفُوراً، وَتوَلَّ اَنْتَ نَجَاتِي مِنْ مُسَاءَلَةِ الْبَرْزَخِ، وَادْرَأْ عَنِّي مُنْكَراً وَنَكِيْراً، وَاَرِ عَيْنِي مُبَشِّراً وَبَشِيْراً، وَاجْعَلْ لِي اِلَى رِضْوَانِكَ وَجِنَانِكَ مَصِيْراً، وَعَيْشاً قَرِيراً، وَمُلْكاً كَبِيْراً، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ كَثِيْراً .
As-aluka bihâdzihil mihnatil latî lâ tanbaghî illâ bika, wa bimâ wa ayta bihi ‘alâ nafsika lidâ’îka minalmu’minîna, wa bimâ dhamintal ijâbata fîhi ‘alâ nafsika liddâ’îna. Yâ Asma’as sami’îna, wa absharan nâzhirîna, wa Asra’al hâsibîna. Yâ Dzal quuwatil matîn, shalli ‘alâ Muhammadin khâtamin nabiyyîn, wa ‘alâ ahli bayitihi, waqsimlî fî syahrinâ hâdzâ khayra mâ qasamta, wahtimlî fî qadhâika khayra mâ hatamta, wakhtimlî bis-sa’âdati fîman khatamta, wahyinî mâ ahyaytanî mawfûrâ, wa amitnî masrûrâ wa maghfûrâ, wa tawalla Anta najâtî min mas-alatil barzakh, wadra’ ‘annî munkaran wa nakîrâ, wa ari ‘aynî mubasysyiraw wa basyîrâ, waj’allî ilâ ridhwânika wa jinânika mashîrâ, wa ‘aysyan qarîrâ, shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi katsîrâ.

Aku memohon pada-Mu dengan semua pujian ini,  pujian yang tak layak menyandangnya kecuali Engkau, dengan segala yang Kau janjikan atas diri-Mu pada orang-orang mukmin yang memohon pada-Mu, dan dengan segala yang Kau jaminkan ijabah atas diri-Mu untuk orang-orang yang berdoa pada-Mu. Wahai Yang Maha Mendengar dari semua yang mendengar, Yang Maha Melihat dari semua yang melihat, Yang Maha Cepat dari semua yang menghitung, wahai Yang Memiliki kekuatan yang kokoh, sampaikan shalawat kepada Muhammad penutup para Nabi dan keluarganya, karunian padaku di bulan ini bagian yang terbaik dari apa yang telah Kau bagikan, akhiri bagiku dalam ketatapan-Mu yang terbaik dari apa yang telah Kau akhiri, tutuplah semua amalku dengan kebahagiaan seperti orang yang akhiri amalnya dengan kebahagiaan, hidupkan aku dengan penuh kecukupan selama Kauhidupkan aku, matikan aku dengan kebahagiaan dan pengampunan, palingkan aku pada-Mu sebagai penyelamatku dari pertanyaan di alam Barzakh, tolaklah dariku malaikat Munkar dan Nakir, perlihatkan padaku semua yang menyenangkan dan membahagiakan, dan jadikan bagiku ridha-Mu dan surga-Mu sebagai tempat kembali, kehidupan yang damai dan kerajaan yang besar, dan sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya shalawat yang melimpah.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)



Doa Kelima
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللّهُمَّ اِنّي اَساَلُكَ بِمَعاني جَميعِ ما يَدْعُوكَ بِهِ وُلاةُ اَمْرِكَ، الْمَاْمُونُونَ عَلى سِرِّكَ، الْمُسْتَبْشِرُونَ بِاَمْرِكَ، الْواصِفُونَ لِقُدْرَتِكَ الْمُعلِنُونَ لِعَظَمَتِكَ، اَساَلُكَ بِما نَطَقَ فيهِمْ مِنْ مَشِيَّتِكَ، فَجَعَلْتَهُمْ مَعادِنَ لِكَلِماتِكَ، وَاَرْكاناً لِتَوْحيدِكَ، وَآياتِكَ وَمَقاماتِكَ الَّتي لا تَعْطيلَ لَها في كُلِّ مَكان.
Allâhumma innî as-aluka bima’ânî jamî’i mâ yad’ûka bihi wulâtu amrika, al-ma’mûnûna ‘alâ sirrika,al-mustabsyirûna biamrika,al-wâshifûna liqudratikal mu’linûna li’azhamatika. As-aluka bimâ nathaqa fîhim min masyîyyatika, wa ja’altahum ma’âdina likalimâtika, wa arkânan litawhîdika, wa âyâtika ma maqâmatikal latî lâ ta’thîla lahâ fî kulli makânin.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua  yang dimohon oleh para kekasih-Mu, yaitu orang-orang yang Kau percayakan rahasia-Mu, yang Kau bahagiakan dengan perintah-Mu, yang Kau sifati dengan kekuasaan-Mu,  yang Kau tampakkan dengan keagungan-Mu. Aku memohon pada-Mu dengan apa yang Kau bicarakan pada mereka dengan kehendak-Mu lalu Kau jadikan mereka keagungan kalimat-kalimat-Mu, tonggak-tonggak tauhid-Mu, ayat-ayat-Mu dan maqam-maqam-Mu yang Kau manifestasikan di setiap tempat.

يَعْرِفُكَ بِها مَنْ عَرَفَكَ، لا فَرْقَ بَيْنَكَ وَبَيْنَها إِلاّ اَنَّهُمْ عِبادُكَ وَخَلْقُكَ، فَتْقُها وَرَتْقُها بِيَدِكَ، بَدْؤُها مِنْكَ وَعَوْدُها اِلَيكَ اَعْضادٌ واَشْهادٌ ومُناةٌ واَذْوادٌ وَحَفَظَةٌ وَرُوّادٌ، فَبِهمْ مَلاْتَ سَمائكَ وَاَرْضَكَ حَتّى ظَهَرَ اَنْ لا اِلهَ إلاّ اَنْتَ، فَبِذلِكَ اَساَلُكَ، وَبِمَواقِعِ الْعِزِّ مِنْ رَحْمَتِكَ، وَبِمَقاماتِكَ وَعَلاماتِكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلى مُحَمَّد وَآلِهِ، واَنْ تَزيدَني إيماناً وَتَثْبيتاً،
Ya’rifuka bihâ man ‘arafaka, lâ farqa baynaka wa baynahâ illâ annahum ‘ibâduka wa khalquka, fatquhâ wa ratquha biyadika, bad-uha minka wa ‘awduhâ ilayka a’dhâdun wa asyhâdun wa munâtun wa adzwâdun wa hafazhatun wa ruwwadun, fabihim mala’ta samâaka wa ardhaka hattâ zhahara allâ ilâha illâ Anta. Fabidzâlika as-aluka, wa bimawâqi’il ‘izzi mir rahmatika, wa bimaqâmâtika wa ‘alâmâtika an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âlihi, wa tazîdanî îmânan wa tatsbîtan.
Dengannya mengenal orang yang mengenal-Mu, hampir-hampir tak ada perbedaan antara Engkau dan mereka kecuali mereka adalah hamba-Mu dan makhluk-Mu. Kelemahan dan kekuatan mereka ada di tangan-Mu. Permulaan mereka dari-Mu dan kembali mereka kepada-Mu. Mereka adalah penolong-Mu, kesyaksian-Mu, hararapan-Mu, pertahanan-Mu, pemeliharaan-Mu dan kepercayaan-Mu. Karena mereka Kau penuhi langit dan bumi sehingga nampaklah kalimat tauhid Lailaha illa Anta. Dengan semua itu, dengan kejadian-kejadian yang mulia dari rahmat, maqam-maqam-Mu dan tanda-tanda kekuasaan-Mu aku memohon pada-Mu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan tambahkan padaku keimanan dan ketetapan hati.

يا باطِناً في ظُهُورِهِ وَظاهراً في بُطُونِهِ وَمَكْنُونِهِ، يا مُفَرِّقاً بَيْنَ النُّورِ وَالدَّيْجُورِ، يا مَوْصُوفاً بِغَيْرِ كُنْه، وَمَعْرُوفاً بِغَيْرِ شِبْه، حادَّ، كُلِّ مَحْدُود، وَشاهِدَ كُلِّ مَشْهُود، وَمُوجِدَ كُلِّ مَوْجُود، وَمُحْصِيَ كُلِّ مَعْدُود، وَفاقِدَ كُلِّ مَفْقُود، لَيْسَ دُونَكَ مِنْ مَعْبُود، اَهْلَ الْكِبْرِياءِ وَالْجُودِ، يا مَنْ لا يُكَيَّفُ بِكَيْف، وَلا يُؤَيَّنُ بِاَيْن، يا مُحْتَجِباً عَنْ كُلِّ عَيْن، يا دَيْمُومُ يا قَيُّومُ وَعالِمَ كُلِّ مَعْلُوم، صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِهِ، وَعَلى عِبادِكَ الْمُنْتَجَبينَ، وَبَشَرِكَ الُْمحْتَجِبينَ، وَمَلائِكَتِكَ الْمُقَرَّبينَ، وَالْبُهْمِ الصّافّينَ الْحافّينَ، وَبارِكَ لَنا في شَهْرِنا هذَا الْمُرَجَّبِ الْمُكَرَّم وَما بَعْدَهُ مِنَ الاَْشْهُرِ الْحُرُمِ، وَاَسْبِغْ عَلَيْنا فيهِ النِّعَمَ، وَاَجْزِلْ لَنا فيهِ الْقِسَمَ، وَاَبْرِزْ لَنا فيهِ الْقَسَمَ بِاسْمِكَ الاَْعْظَمِ الاَْجَلِّ الاَْكْرَمِ الَّذي وَضَعْتَهُ عَليَ النَّهارِ فَاَضاءَ، وَعَلى اللَّيْلِ فَاَظْلَمَ، وَاْغفِرْ لَنا ما تَعْلَمُ مِنّا وَما لا نَعْلَمُ، وَاعْصِمْنا مِنَ الذُّنُوبِ خَيْرَ الْعِصَمِ، وَاكْفِنا كَوافِيَ قَدَرِكَ، واْمنُنْ عَلْيْنا بِحُسْنِ نَظَرِكَ، وَلا تَكِلْنا اِلى غَيْرِكَ، وَلا تَمْنَعْنا مِنْ خَيْركَ وَبارِكْ لَنا فيما كَتَبْتَهُ لَنا مِنْ اَعْمارِنا، واَصْلحْ لنا خَبيئَةَ اَسْررِنا، واَعْطِنا مِنْكَ الاَْمانَ، وَاْستَعْمِلْنا بِحُسْنِ الاِْيْمانِ وَبَلِّغْنا شَهْرَ الصِّيامِ وَما بَعْدَهُ مِنَ الاَْيّامِ وَالاَْعْوامِ يا ذَا الْجَلالِ والاِكْرامِ .
Yâ Bâthinan fî zhuhûrihi wa Zhâhiran fî buthûnihi wa maknûnihi. Yâ Mufarriqan baynan nûri wad-dayjûr, yâ Mawshûfan bighayri kunhi wa ma’rûfan bighayri syibhin, hâda kulli mahdûd, wa syâhida kulli masyhûd, wa mawjida kulli mawjûd, wa muhshiya kulli ma’dûd, wa fâqida kulli mafqûd, laysa dûnaka min ma’dûd, ahlal kibriyâi wal jûd. Yâ Man lâ yukayyafu bikayfin, walâ yuayyanu biaynin. Yâ Muhtajiban min kulli ‘aynin, yâ Daymûmu yâ Qayyûmu wa ‘Alima kulli ma’lûm, shalli ‘ala Muhammadin wa âli Muhammad wa ‘alâ ‘ibâdikal muntajabîn, wa basyarikal muhtajibîn, wa malâikatikal muqarrabîn, wal buhmish shâfînal hâffîn, wa bârik lanâ fî syahrina hâdzâl murajjabbil mukarram, wamâ ba’dahu minal asyhuril hurum, wa asbigh ‘alaynâ fîhin ni’ama, wa ajzil lanâ fîhil qisama, wa abriz lanâ fîhil qasami bismikal a’zhamil ajallil akram alladzî wadha’tahu ‘alan nahâri fa-adhâa, wa ‘alal layli fa-azhlama, waghfir lanâ mâ ta’lamu minnâ wamâ lâ na’lamu, wa’shimnâ minadz dzunûbi khayral ‘ishami, wakfinâ kawâfiya qadarika, wamnun ‘alaynâ bihusni nazharika, walâ takilnâ ilâ ghayrika, walâ tamna’nâ min khyrika, wa bârik lanâ fima katabtahu lanâ min a’mârinâ, wa ashlih lanâ khabitsata asrârinâ, wa a’thinâ minkal amân, wasta’milnâ bihusnil îmâni, wa ballighnâ syahrash shiyâmi wa mâ ba’dahu minal ayyâmi wal a’wâmi yâ Dzal jalâli wal-ikrâm.

Wahai Yang Yang Tidak Nampak dalam zhahir-Nya, wahai Yang Nampak dalam  batin-Nya dan ketersembunyian-Nya, wahai Yang Membedakan antara cahaya dan kegelapan, wahai Yang Disifati dengan yang bukan hakikat-Nya dan Dikenal tanpa penyerupaan, wahai Yang Membatasi semua yang terbatas, wahai Yang Menyaksikan semua yang disaksikan, wahai Yang Mewujudkan semua yang ada, Yang Menghitung semua yang terhitung, Yang Meniadakan semua yang ditiadakan. Tidak ada yang layak disembah selain-Mu, Engkaulah yang layak menyandang kebesaran dan kedermawanan, wahai Yang Tak Dapat Ditanyakan dengan bagaimana dan dimana, wahai Yang Tertutupi dari semua mata, wahai Yang Kekal, Yang Mengawasi dan Maha Mengetahui semua yang diketahui, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan semua hamba-Mu dan makhluk-Mu yang pilihan, dan semua malaikat muqarrabin, berkahi kami di bulan Rajab yang mulia ini dan bulan-bulan mulia sesudahnya, curahkan kepada kami kenikmatan di dalamnya, limpahkan kepada kami bagian di alamny, dan tampakan kepada kami bagian itu di dalamnya dengan nama-Mu yang agung dan mulia yang Kau letakkan pada siang lalu ia menyinari, pada malam lalu ia menggelapi, ampuni dosa-dosa kami yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, pelihara kami dari dosa-dosa dengan sebaik-baik penjagaan, cukupi kami seperti kesempurnaan takdir-Mu, anugerahkan pada kami kebaikan pandangan pada-Mu, dan jangan serahkan kami kepada selain-Mu, jangan halangi kami dari kebaikan-Mu, berkahi kami dalam kemakmuran yang telah Kau tetapkan bagi kami, perbaiki kami keburukan yang kami rahasiakan, jagalah  kami dengan keamanan dari-Mu, berilah kekuatan pada kami untuk beramal dengan kebaikan iman, dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan dan hari-hari serta tahun-tahun sesudahnya wahai Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)



Doa Keenam
Doa tawasul dengan dua Imam yang dilahirkan di bulan Rajab
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللّهُمَّ اِنّي اَساَلُكَ بِالْمَوْلُودَيْنِ في رَجَب مُحَمَّد بْنِ عَليٍّ الثاني وَابْنِهِ عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّد الْمُنْتَجَبِ، وَاَتَقَرَّبُ بِهِما اِلَيْكَ خَيْرَ الْقُرْبِ، يا مَنْ اِلَيْهِ الْمَعْرُوفُ طُلِبَ، وَفيـما لَدَيْهِ رُغِبَ، اَساَلُكَ سُؤالَ مُقْتَرِف مُذْنِب قَدْ اَوْبَقَتْهُ ذُنُوبُهُ، وَاَوْثَقَتْهُ عُيُوبُهُ، فَطالَ عَلَى الْخَطايا دُؤُوبُهُ، وَمِنَ الرَّزايا خُطُوبُهُ، يَسْأَلُكَ التَّوْبَةَ وَحُسْنَ الاَْوْبَةِ والنُّزْوعَ عَنِ الْحَوْبَةِ، وَمِنَ النّارِ فَكاكَ رَقَبَتِهِ، وَالْعَفْوَ عَمّا في رِبْقَتِهِ، فَاَنْتَ مَوْلايَ اَعْظَمُ اَمَلِهِ وَثِقَتِهِ، اَللّهُمَّ واَساَلُكَ بِمَسائِلِكَ الشَّريفَةِ، وَوَسائِلَك الْمُنيفَةِ اَنْ تَتَغَمَّدَني في هذَا الشَّهْرِ بِرَحْمَة مِنْكَ واسِعَة، وَنِعْمَة وازِعَة، وَنَفْس بِما رَزَقْتَها قانِعَة، اِلى نُزُولِ الحافِرَةِ وَمَحلِّ الاْخِرَةِ وَما هِيَ اِلَيْهِ صائِرَةٌ .
Allâhumma innî as-aluka bil-mawlûdayni fî Rajab Muhammadibni ‘Aliyyin ast-tsâni wabnihi ‘Aliyyibni Muhammad al-munjabi, wa ataqarrabu bihimâ ilayka khayral qurbi. Yâ Man ilayhil ma’rûfi thulib, wa fîmâ ladayhi rughib, as-aluka suâla mu’tarifin mudznibin qad abqathu dzunûbuhu, wa awtaqathu ‘uyûbuhu, fathâla ‘alâl khthâyâ duûbuhu, wa minar razâyâ khuthûbuhu, yas-alukat tawbah wa husnul awbah wan nuzû’a ‘anil hawbah, wa minan nâri fakâka raqabatihi, wal ‘afwa ‘ammâ fî ribqatihi, fa Anta Mawlâya a’zhamu amalihi wa tsiqatihi. Allâhumma wa as-aluka bimasâilikasy syarîfah, wa wasâilakal munîfah, an tataghammadanî fi hâdzasy syahri birahmatim minka wâsi’ah, wa ni’matin wâzi’ah, wa nafsin bimâ razaqtahâ qâni’ah, ilâ nuzûlil hâfirah wa mahallil âkhirah wa mâ hiya ilayhi shâirah.

Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan dua manusia suci yang dilahirkan di bulan Rajab, Imam Muhammad Al-Jawad dan Ali An-Naqi, dengan mereka aku mendekatkan diri pada-Mu dengan sebaik-baik taqarrub, wahai Yang kepada-Nya apa yang dikenal diharapkan dan apa yang ada  di sisi-Nya diinginkan, aku bermohon pada-Mu permohonan pedosa yang dibinasakan oleh dosa-dosanya, yang dibelenggu oleh aib-aibnya sehingga dalam waktu yang lama ia berada dalam gelimangan dosa dan musibah yang berbahaya. Aku memohon pada-Mu taubat dan kebaikan kembali pada-Mu dan terlempas dari belenggu dosa, keselamatan dari api neraka, dan pengampunan dosa. Duhai Junjunganku Engkaulah  harapan dan kepercayaan yang paling besar bagi  pedosa. Ya Allah, aku memohon pada-Mu permohonan yang mulia dan wasilah-wasilah-Mu yang benar, tenggelamkan aku di bulan ini dengan rahmat-Mu yang luas dan nikmat yang melimpah, serta jiwa yang qana`ah terhadap apa yang telah Kau berikan sampai aku kembali ke alam kubur dan ke tempat kembaliku di akhirat.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)



Doa Ketujuh
Doa Ziarah di bulan Rajab
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
الْحَمْدُ للهِ الَّذي اَشْهَدَنا مَشْهَدَ اَوْلِيائِهِ في رَجَب، وَاَوْجَبَ عَلَيْنا مِنْ حَقِّهِمْ ما قَدْ وَجَبَ، وَصَلَّى اللهُ عَلى مُحَمَّد الْمُنْتَجَبِ، وَعَلى اَوْصِيائِهِ الْحُجُبِ. اَللّهُمَّ فَكَما اَشْهَدْتَنا مَشْهَدَهُمْ فَاَنْجِزْ لَنا مَوْعِدَهُمْ، وَاَوْرِدْنا مَوْرِدَهُمْ، غَيْرَ مُحَلَّئينَ عَنْ وِرْد في دارِ الْمُقامَةِ والْخُلْدِ،
Alhamdulillâhil ladzî asyhadanâ masyhada awliyâihi fî rajab, wa awjaba `alaynâ min haqqihim mâ qad wajaba,  wa shallâhu ‘alâ Muhammadin al-muntajabi, wa ‘alâ awshiyâihi al-hujubi. Allâhumma innî fakamâ asyhadnâ masyhadahum fa-anjiz lanâ maw`adahum, wa awridnâ mawridahum, ghayra muhallaîna `ana wirdi fî dâril muqâmati wal-khuldi.
Segala puji bagi Allah yang menyaksikan kami di kuburan suci para kekasih-Nya di bulan Rajab, yang dengan mereka mewajibkan pada kami  apa yang telah diwajibkan, semoga shalawat tercurahkan kepada Muhammad pilihan Allah dan para washinya. Ya Allah, sebagaimana yang telah Kau saksikan kami di kuburan suci  mereka, sampaikan kami pada tempat yang telah dijanjikan kepada mereka, kembalikan kami ke tempat kembali mereka di kediaman yang abadi.

وَالسَّلامُ عَلَيْكُمْ اِنّي قَصَدْتُكُمْ وَاعْتَمَدْتُكُمْ بِمَسْأَلَتي وَحاجَتي وَهِيَ فَكاكُ رَقَبَتي مِنَ النّارِ، وَالْمَقَرُّ مَعَكُمْ في دارِ الْقَرارِ مَعَ شيعَتِكُمُ الاَْبْرارِ، وَالسَّلامُ عَلَيْكُمْ بِما صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدّارِ، اَنَا سائِلُكُمْ وَآمِلُكُمْ فيما اِلَيْكُمُ التَّفْويضُ وَعَلَيْكُمْ التَّعْويضُ، فَبِكُمْ يُجْبَرُ الْمَهيضُ وَيُشْفَى الْمَريضُ، وَما تَزْدادُ الاَْرْحامُ وَما تَغيضُ، اِنّي بِسِرِّكُمْ مُؤْمِنٌ، وَلِقَوْلِكُمْ مُسَلِّمٌ، وَعَلَى اللهِ بِكُمْ مُقْسِمٌ في رَجْعي بِحَوائِجي وَقَضائِها وَاِمْضائِها وَاِنْجاحِها وَاِبْراحِها، وَبِشُؤوني لَدَيْكُمْ وَصَلاحِها،
Wassalâlamu`alaikum innî washadtukum, wa`tamadtukum bimas-alatî wa hâjatî wa hiya fakâku raqabatî minan nâri, wal-muqarru ma`akum fî dâril qarâri ma`a syî`atikum al-abrâr. Wassalâmu`aikum bimâ shabartum fani`ma `uqbad dâr, ana sâilikum wa âmilikum fîmâ ilaykumut tafwîdh wa `alaikum, fabikum yujbarul mahîdhu wa yusyfâl marîdh, wa mâ tazdâdul arhâmu wa mâ taghîdhu, innî bisirrikum mu’min wa liqawlikum musallimun, wa `alallâhi bikum muqsimun fi raj`î bihawâijî wa qadhâihâ wa imdhâihâ wa injâihâ wa ibrâhihâ, wa bisyuûnî ladaykum wa shalâhihâ.
Salam atasmu, aku sengaja datang kepadamu dengan suatu permohonan dan keperluan  yaitu keselamatan dari api neraka dan tinggal bersamamu di tempat yang abadi bersama semua pengikutmu yang baik. Salam atasmu, dengan kesabaranmu engkau memperoleh tempat yang terbaik. Aku adalah orang mengharap dan menginginkan apa yang diserahkan kepadamu dan  dibagikan padamu, sehingga denganmu orang yang hancur hatinya terobati dan yang sakit disembuhkan,  yang banyak keluarganya diberi kecukupan, dan yang berkekurangan dicukupi. Aku mempercayai kerahasianmu, menerima semua perkataanm. Setelah aku pulang,  denganmu aku mengharap kepada Allah bagian  dalam mencapai hajatku, ketentuan dan keselamatan serta  kepastian dalam  memperolehnya, dan semua urusanku dan kemaslahatannya yang kutitipkan di sisimu.

وَالسَّلامُ عَلَيْكُمْ سَلامَ مُوَدِّع، وَلَكُمْ حَوائِجَهُ مُودِعٌ يَسْأَلُ اللهَ اِلَيْكُمْ الْمَرْجِعَ وَسَعْيُهُ اِلَيْكُمْ غَيْرُ مُنْقَطِع، وَاَنْ يَرْجِعَني مِنْ حَضْرَتِكُمْ خَيْرَ مَرْجِع اِلى جَناب مُمْرِع، وَخَفْضِ مُوَسَّع، وَدَعَة وَمَهَل اِلى حينِ الاَْجَلِ، وَخَيْرِ مَصير وَمَحلٍّ، في النَّعيمِ الاَْزَلِ، وَالْعَيْشِ الْمُقْتَبَلِ وَدَوامِ الاُْكُلِ، وَشُرْبِ الرَّحيقِ وَالسَّلْسَلِ، وَعَلٍّ وَنَهَل، لا سَأمَ مِنْهُ وَلا مَلَلَ، وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ وَتَحِيّاتُهُ عَلَيْكُمْ حَتّيَ الْعَوْدِ اِلى حَضْرَتِكُمْ، والْفَوزِ في كَرَّتِكُمْ، وَالْحَشْرِ في زُمْرَتِكُمْ، وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ عَلَيْكُمْ وَصَلَواتُهُ وَتَحِيّاتُهُ، وَهُوَ حَسْبُنا وَنِعْمَ الْوَكيلُ .
Wassalâmu`alaikum salâma muwaddi`in, walakum hawâijahu muwadi`un yas-alullâha ilaykumul marji`a was a`yahu ilaykum ghayru munqathi`, wa ay yarji`anî min hadhratikum khayra marji`in ilâ janâbi mumri`in, wa khafdhi muwassi`in, wad a`atin wa mahalin ilâ hînil ajali, wa khayri mashîrin wa mahallin fin na`îmil azall wal-`aysyil muqtabal wa dawâmil ukul wa syurbir rahîqi was-salsali, wa `allin wa nahalin lâ sa-ama walâ malal, wa rahmatullâhi wa barakatuhu wa tahiyyatuhu `alaykum hattal `awdi ilâ hadhratikum, wal-fawzi fi karratikum, wal-hasyri fî zumratikum, wa rahmatullâhi wa barakatuhu `alaykum wa shalawâtuhu wa tahiyyâtuhu, wa Huwa hasbunâ wa ni`mal wakîl.

Salam atasmu salam orang yang menyampaikan perpisahan,
yang menitipkan semua hajatnya kepadamu untuk dimohonkan kepada Allah,
yang kepadamu ia akan kembali lagi,
yang berusaha dengan sungguh-sungguh datang kepadamu tanpa putus-asa,
semoga Allah mengembalikan aku dari sisimu ke tempat kembali yang terbaik,
dimudahkan dan diluaskan rizkinya, dilembutkan dan dihaluskan hatinya sampai ajalku datang,
memperoleh tempat kembali yang terbaik dengan nikmat-nikmat yang abadi, kehidupan yang abadi, makanan dan minuman yang jernih dan  segar, yang tidak membosankan.
Semoga rahmat Allah, keberkahan dan kedamaian-Nya senantiasa tercurahkan padamu sampai aku kembali ke sisimu,
memperoleh keberuntungan  di tempat kembalimu, dan berhimpun di golonganmu.
Semoga rahmat Allah, keberkahan, shalawat dan kedamaian-Nya senantiasa tercurahkan padamu.  Cukuplah Allah sebagai Pelindung kami dan Penolong yang terbaik.
(Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab)



Doa Kedelapan
Doa ini sangat dianjurkan dibaca sesudah shalat-shalat fardhu selama bulan Rajab:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
يا مَنْ اَرْجُوهُ لِكُلِّ خَيْر، وَآمَنَ سَخَطَهُ عِنْدَ كُلِّ شَرٍّ، يا مَنْ يُعْطِي الْكَثيرَ بِالْقَليلِ، يا مَنْ يُعْطي مَنْ سَأَلَهُ يا مَنْ يُعْطي مَنْ لَمْ يَسْأَلْهُ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفْهُ تَحَنُّناً مِنْهُ وَرَحْمَةً، اَعْطِني بِمَسْأَلَتي اِيّاكَ جَميعَ خَيْرِ الدُّنْيا وَجَميعَ خَيْرِ الاْخِرَةِ، وَاصْرِفْ عَنّي بِمَسْأَلَتي اِيّاكَ جَميعَ شَرِّ الدُّنْيا وَشَرِّ الاْخِرَةِ، فَاِنَّهُ غَيْرُ مَنْقُوص ما اَعْطَيْتَ، وَزِدْني مِنْ فَضْلِكَ يا كَريمُ.
Yâ Man arjûhu likulli khayrin, wa âmana sakhathahu ‘inda kulli syarrin, yâ May yu’thil katsîr bil qalîl, yâ May yu’thî man sa-alahu, yâ May yu’thî mallam yas-alhu wa mallam ya’rifhu tahannunan minhu wa rahmatan. A’thinî bimas-alatî iyyâka jamî’a khayrid dun-yâ wa jamî’a khayral âkhirag, washrif ‘annî bimas-alati iyyâka jamî’a syarrid dun- syarrid dun-yâ wa syarral âkhirah, fainnahu ghayru manqûshin mâ a’thayta, wa zidnî min fadhlika yâ Karîm.

Wahai Yang kuharapkan dalam semua kebaikan,
Yang Menyelamatkan aku  dari murka-Nya dalam semua keburukan
Wahai Yang Memberi karunia yang banyak dengan  amalku yang sedikit,
Wahai Yang Memberi orang yang bermohon pada-Nya,
Wahai Yang Memberi orang yang belum memohon pada-Nya
dan belum mengenal rahmat dan kasih sayang-Nya
Karuniakan padaku apa yang kumohon  pada-Mu
sehingga aku memperoleh semua kebaikan dunia dan akhirat,
Jauhkan dariku semua keburukan dunia dan akhirat,
Sesungguhnya tak akan mengurangi karunia-Mu apa yang telah  Kau berikan,
tambahkan karunia-Mu padaku wahai Yang Maha Mulia.
Amalan dan doa2 tersebut dikutip dari kitab Mafatihul Jinan, bab2, tetang bulan Rajab.

Sebuah kisah orang yg gemar bersholawat



Suatu kisah ada seseorang bermimpi bertemu dgn si fulan yg tlah meninggal. .
lalu dia bertanya pada si fulan "apa yg terjadi padamu di alam kubur" lalu si fulan bercerita "di alam kubur aq ketakutan dan penuh kegelapa,lalu aku didatangi 2 malaikat dgn wajah menyeramkan,dengan suara bagaikan petir,malaikat itu bertanya tanya kepadaku. "siapa tuhanmu,siapa nabimu,agamamu apa"
mulutku tak dapat bergerak karena rasa takut yg teramat sangat, tapi tiba tiba ada seorang yg berwajah tampan bercahaya datang kepadaku dan berbisik tentang jawaban dari pertanyaan pertanyaan 2 malaikut tersebut, lalu akupun menjawab dgn begitu mudahnya pertanyaan2 dari malaikat dgn dibantu pemuda tampan yg berbisik padaku, lalu pergilah 2 malaikat yg berwajah seram serta suaranya bagaikan petir.

Aku heran dgn pemuda tampan itu, lalu aku brtanya "wahai pemuda siapakah engkau" jawab pemuda "aku adalah utusan dari Alloh karena kau gemar bersholawat kepada Rosul, aku di utus untuk menjagamu, sekarang tidurlah aku akan menjagamu"
semenjak itu tempat di sekitarku menjadi terang dan akupun tdk merasa takut. . .

NB; YANG GEMAR BERSHOLAWAT KELAK SHOLAWATMU AKAN JADI PEMUDA TAMPAN YG MENJAGAMU DI ALAM KUBUR

Senin, 30 Mei 2011

Jenis-Jenis Air mata







Jenis-Jenis Air mata

Kata Ibnu Qayyim - 10 Jenis Tangis
1)Menangis karena kasih sayang & kelembutan hati.
2)Menangis karena rasa takut.
3)Menangis karena cinta.
4)Menangis karena gembira.
5)Menangis karena menghadapi penderitaan.
6)Menangis karena terlalu sedih.
7)Menangis karena terasa hina dan lemah.
8)Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
9)Menangis karena mengikut-ikut orang menangis.
10)Menangis orang munafik - pura-pura menangis.

"..dan bahawasanya DIA lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (An Najm : 43)
Jadi, Allah lah yang menciptakan ketawa dan tangis, serta menciptakan sebab tercetusnya. Banyak air mata telah mengalir di dunia ini. Sumber nya dari mata mengalir ke pipi terus jatuh ke bumi. Mata itu kecil namun ia tidak pernah kering ia berlaku setiap hari tanpa putus-putus. Sepertilah sungai yang mengalir ke laut tidak pernah berhenti?.kalaulah air mata itu di tampung banjirlah dunia ini.

Tangis tercela atau terpuji ??
Ada tangisan yang sangat di cela umpamanya meratapi mayat dengan meraung dan memukul-mukul dada atau merobek-robek pakaian. Ada pula tangisan sangat-sangat di puji dan di tuntut iaitu tangisan
kerana menginsafi dosa-dosa yang silam atau tangis kerana takut akan azab dan siksa Allah.

Tangisan dapat memadamkan api Neraka ?

"Rasulullah saw bersabda : Tidaklah mata seseorang menitiskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir ke pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debu kehinaan, apabila seorang daripada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan di rahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tak mempunyai kadar dan balasan kecuali air mata. Sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka."

Air mata taubat Nabi Adam a.s ?
Beliau menangis selama 300 tahun tanpa mendonggak ke langit tersangat takut dan hibanya terhadap dosa yang telah ia lakukan.Dia bersujud di atas gunung dan air matanya mengalir di jurang Serandip. Dari air matanya itulah Allah telah menumbuhkan pohon kayu manis dan pohon bunga cengkih.Beberapa ekor burung telah meminum akan air mata Adam lalu berkata,"Manis sungguh air ini." Nabi Adam terdengar lalu menyangka burung itu mempersendakannya lalu ia memperhebatkan tangisannya. Lalu Allah mendengar dan menerima taubat Adam dan mewahyukan, "Hai Adam sesungguhnya belum Aku pernah menciptakan air lebih lazat daripada air mata taubat mu!."

Air mata yang tiada di tuntut ?
Janganlah menangis kalau tak tercapai cita-cita bukan kah Tuhan yang telah menentukannya.
Janganlah menangis nonton filem hindustan itu kan cuma lakonan.
Janganlah menangis kerana cinta tak berbalas mungkin dia bukanlah jodoh yang telah Tuhan tetapkan.
Janganlah menangis jika gagal dalam peperiksaan mungkin kita kurang membuat persediaan.
Jangan menangis kalau wang kita hilang di jalanan sebab mungkin kita kurang bersedekah buat amalan.
Janganlah menangis kalau tidak di naikkan pangkat yakin lah, rezki itu adalah pemberian Tuhan.


Oleh karenya itu??..

Simpanlah air mata-air mata tangisan itu semua buat bekalan untuk menginsafi di atas segala kecuaian yang telah melanda diri, segala dosa-dosa yang berupa bintik2 hitam yang telah mengkelamkan hati hingga sukar untuk menerima hidayah dari Allah swt. Seru lah air mata itu dari persembunyiannya di balik kelopak mata agar ia menitis membasahi dan mencuci hati agar ia putih kembali dan juga semoga ia dapat melebur dosa2 dan moga-moga akan mendapat ampunanNya jua.


Junjungan Mulia bersabda :

"Ada 2 biji mata yang tak tersentuh api neraka, mata yang menangis di waktu malam hari kerana takut kepada Allah swt dan 2 biji mata yang menjaga pasukan fi sabillah di waktu malam."
"Di antara 7 golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah di hari qiamat" seseorang yang berzikir bersendirian lalu mengenang tentang kebesaran Allah swt lalu bercucuran air matanya."
"Jika tubuh seseorang hamba gementar kerana takut kepada Allah, maka berguguran lah dosa-dosanya bak gugurnya dedaunan dari pepohonan kering."

Berkata Salman Al Faarisi r.a Aku di buat menangis atas 3 perkara jua :
1)Berpisah dengan Rasulullah saw dan para sahabat-sahabat.
2)Ketakutan seorang yang perkasa tatkala melihat malaikat Israil datang mencabut nyawanya.
3)Aku tidak tahu samada aku akan di perintahkan untuk ke syurga atau neraka.

Air mata tanda rahmat Tuhan ?

Rasulullah saw bersabda : Jagalah mayat ketika kematiannya & perhatikanlah 3 perkara.
1) Apabila dahi nya berpeluh.
2) Airmatanya berlinang.
3) Hidungnya keluar cecair seperti hingus.

kerana hal hal tersebut menandakan rahmat Allah swt untuk si mayat. (riwayat dari Salman al Faarisi)

Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :
"Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan, Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu,
Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu, dan dosa-dosa yang silam di sulami dengan taubat kepada Dzat yang Memiliki mu."




saya copas dr note fbnya ustad choiron 

10 seruan Bumi kepada para Manusia


Bumi ini setiap hari menyeru kepada manusia dengan 10 seruan berikut :

1. Wahai anak Adam, kalian berjalan di atas punggungku, sedangkan tempat kembali kalian adalah perutku.
2. Kalian berbuat dosa di atas punggungku, sedangkan kalian akan disiksa di dalam perutku.
3. Kalian tertawa di atas punggungku, padahal kalian akan menangis di dalam perutku.
4. Kalian bergembira di atas punggungku, tetapi kalian akan bersedih di dalam perutku.
5. Kalian akan mengumpul-ngumpulkan harta di atas punggungku, sedangkan kalian akan menyesalinya di dalam perutku.
6. Kalian memakan barang yang haram di atas punggungku, sedangkan makhluk di dalam bumi akan memakan tubuhmu di dalam perutku.
7. Kalian bersikap sombong di atas punggungku, sedangkan kalian akan menjadi hina di dalam perutku.
8. Kalian bisa bersuka ria di atas punggungku, sedangkan kalian akan sedih di dalam perutku.
9. Kalian bisa berjalan di bawah cahaya matahari, bulan, dan lampu di atas punggungku, sedangkan kalian akan berada di dalam kegelapan di dalam perutku.
10. Kalian bisa berkumpul-kumpul di atas punggungku, sedangkan kalian akan tinggal sendirian di dalam perutku.

Seandainya suara bumi dapat kita dengar setiap hari, mungkin kita akan terbius dalam isak tangis, dan tersadar dari lamunan dunia, bahwa sesungguhnya kita hanyalah hamba yang lemah, yang sering berbuat dosa dan melakukan kesalahan ...

Kisah Imam Ali Zainal Abidin bin Husein Ra (cucu Rasulullah SAW)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Allohumma Sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi sayyidina Muhammad.


Beliau Imam Ali Zainal Abidin adalah putra dari sayyidina Husein cucu Rasulullah SAW. Setiap hari beliau sholat 1000 roka’at, sampai-sampai kening beliau terlihat bekas sujud, saking seringnya beliau bersujud untuk beribadah kepada Allah SWT.
Suatu hari ada seorang yang merupakan penduduk baru di kampung dimana Imam Ali Zainal Abidin tinggal, orang tersebut mempunyai hutang kepada temanya dan hari itu dia berencana untuk membayar hutang tersebut. Sewaktu di perjalanan dia mampir di masjid untuk menunaikan sholat. Setelah sholat dia melanjutkan perjalananya, di tengah perjalanan dia sangat kaget karena uang senilai 2000 dinar yang rencanaya untuk membayar hutang, ternyata setelah dicari uang tersebut tidak ada. Dia bingung, ditelusuri jalan yang tadi dilewatinya tapi dia tidak menemukan uang tersebut. Akhirnya sampailah dia ke masjid yang tadi dia sholat.

Di dalam masjid hanya ada satu orang yang sedang melaksanakan sholat. Orang ini tanpa banyak basa-basi langsung saja menuduh orang yang sedang sholat tersebut adalah orang yang telah mengambil uangnya. Dia tidak tahu kalau yang sedang sholat itu adalah Imam Ali Zainal Abidin. Beliau mengatakan bahwa beliau tidak tahu menahu mengenai uang yang dimaksud oleh orang tersebut, tetapi beliau tetap dipaksa untuk mengakui kalau beliau yang telah mengambil uangnya.

Akhirnya sang Imam mengajak orang tersebut untuk ke rumahnya, kemudian di rumah tersebut orang itu dijamu dengan baik dan sopan, tak lama sang Imam keluar dengan membawa uang sejumlah 2000 dinar untuk diberikan kepada orang tersebut. Tanpa banyak bicara orang tersebut langsung keluar dari dalam rumah Imam untuk membayarkan uang tersebut.
Setelah membayar, orang itu pulang ke rumahnya, sesampainya istrinya bertanya, apakah tadi jadi bayar hutang? Dan suaminyapun mengiyakan. Istrinya tidak percaya dan berkata “ bagaimana kau membayar hutang sedangkan uang 2000 dinar yang seharusnya dibuat membayar ketinggalan di rumah?” sambil menunjukan uang tersebut. Kontan saja dia langsung diam dan termenung membayangkan apa yang telah terjadi tadi. Dia telah  menuduh orang tanpa sebab, tapi kenapa orang tersebut yang dituduh tidak marah sedikitpun, malahan membantunya, siapa gerangan orang tersebut.

Diapun langsung menuju rumah sang imam, sesampainya disana dia masih bingung apakah benar rumah ini yang tadi aku datangi, dia Tanya kepada salah seorang tetangga sang imam, siapa yang tinggal di rumah tersebut, saya tidak tahu karena saya orang baru disini, tetangga itu berkata ini adalah rumah Imam Ali Zainal Abidin bin Husein putra Fatimah Az Zahro binti Rasulullah SAW, bagaikan tersambar petir orang tersebut, dia sangat merasa bersalah kepada sang Imam. Dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu sang Imam, dia sangat ketakutan, dia mengira pasti dia akan dihukum oleh sang imam. Setelah dibukakan pintu, sang imam menyambutnya dengan baik dan mempersilahkan masuk, sang imam bertanya  “apakah masih kurang uang yang saya berikan?”. Orang itu men ceritakan apa yang terjadi yang sebenarya dan dia memohon maaf kepada Imam Ali Zainal Abidin atas kesalahan yang telah dibuatnya, sang imampun berkata  “saya sudah memaafkan kamu sewaktu kemarin di masjid, sewaktu kamu pertama kali menuduh saya”

Orang tersebut semakin sedih dan sangat merasa bersalah kepada beliau, kemudian dia memberikan uang sejumlah 2000 dinar kepada Imam Ali Zainal Abidin sebagai pengganti uang yang dulu, tetapi Imam Ali Zainal Abidin tidak mau menerimanya, beliau bilang “Saya Ikhlas atas uang tersebut”.

Sungguh Akhlaq dari seorang ahlul baity Nabi Muhammad yang sangat Mulia, seperti datuknya, Kanjeng NAbi Muhammad SAW.
Semoga kita semua bias mengambil pelajaran dari kisah di atas, yang mana “Memaafkan kesalahan seseorang sebelum orang tersebut meminta maaf kepada kita adalah merupakan salah satu Akhlaq yang Mulia”


Wabillahit Taufiq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Syair AR RIDWAN (Allohumma Sholli 'ala Muhammad)



Syair Majlis Ta'lim Ar Ridwan oleh Hb. Ja'far Al-Jufri.


Nabi Muhammad.... Engkau Wasilahku
Nabi Muhammad.... Engkau idolaku
Nabi Muhammad.... Engkau dambaanku
Nabi Muhammad.... Engkau Junjunganku

Habibi Muhammad.... wajahmu menawan
Habibi Muhammad.... budimu pujaan
Habibi Muhammad.... ridhomu idaman
Habibi Muhammad.... ridoi AR RIDWAN

Ya Allah.... pandanglah kepada kami
Ya Allah.... berilah ni'mat yang abadi
Ya Allah.... bersihkan penyakit hati
Ya Allah.... kabulkan hajat-hajat kami

Ya Robbi.... trimalah amal-amal kami
Ya Robbi.... lindungi keluarga kami
Ya Robbi.... husnul khotimah kami mati
Ya Robbi.... masukan surga para wali

Syair AR RIDWAN (Sholatulloh)


Muslimin Muslimat... ayo sholawatan
Tambahlah rindumu... tuk Nabi Akhirizzaman
Jangan kau lupakan... atau kau abaikan
Jadikan Jalanmu... tuk dapat Keridhoan

Jikalau kau ingin... dapat Syafa'atNya
Basahi bibirmu... perbanyak mengingatNya
Satu bukti cinta... kita kepadaNya
Taatilah Nabi.., jalanilah sunnahNya

Lantunkan Sholawat... penuh dengan khidmat
Lantangkan suaramu.., hingga Maulid tamat
AR RIDWAN tlah hadir.., jadikanlah obat
Obat kegundahan.., penuntun di Akhirat

Minggu, 29 Mei 2011

Keistimewaan Puasa Bulan di bulan Rajab



Assalamu'alaikum Wr.. Wb..
sahabat-sahabat yang dirahmati Allah SWT .

Bismillaahirahmanirrohiim.

 Wahai  Saudara-saudaraku yang budiman,

 Pada hari Rabu tanggal  3 Juni 2011 kita memasuki bulan Rajab.
 Bulan Rajab adalah bulannya  Allah. Mari kita simak ada apa di balik bulan Rajab  itu.

 Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,  "Ketahuilah bahwa bulan Rajab itu adalah bulan ALLAH, maka:

 *  Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam bulan ini dengan  ikhlas,
 maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari ALLAH  SWT;

 * Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab 1433/Isra Mi'raj  ( 29 Juni 2011-Rabu) akan mendapat pahala seperti 5 tahun  berpuasa;

 * Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab akan mendapat kemuliaan  di sisi ALLAH SWT;

 * Barang siapa yang  berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3 Rajab ( 3, 4, 5 Juni 2011 ) maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa  dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat;

 *  Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, insyaallah permintaannya  akan dikabulkan;

 * Barang siapa berpuasa  tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka  Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan  delapan pintu syurga;

 * Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam  bulan ini, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu  dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang  siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH  akan menambahkan  pahalanya."


 Sabda Rasulullah SAW lagi :
 "Pada malam Mi'raj,  saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih  sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya  bertanya pada Jibril a.s.: "Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini ?"
 Maka berkata Jibrilb a.s.: "Ya Muhammad sungai ini adalah untuk  orang yang membaca salawat untuk engkau dibulan Rajab  ini".

 Dalam sebuah riwayat Tsauban bercerita :
 "Ketika kami  berjalan bersama-sama Rasulullah SAW ke sebuah kubur, lalu Rasulullah  berhenti dan beliau menangis dengan amat sedih, kemudian beliau berdoa kepada ALLAH SWT. Lalu saya bertanya kepada beliau:"Ya  Rasulullah mengapakah engkau menangis?" Lalu beliau bersabda  :"Wahai Tsauban, mereka itu  sedang disiksa dalam kubur nya, dan saya  berdoa  kepada ALLAH, lalu ALLAH meringankan siksa   atas  mereka".

 Sabda beliau lagi: "Wahai Tsauban, kalaulah sekiranya  mereka ini mau berpuasa satu hari dan beribadah satu malam saja di  bulan Rajab niscaya mereka  tidak akan disiksa di dalam  kubur."

 Tsauban bertanya: "Ya Rasulullah,apakah hanya berpuasa  satu hari dan beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah dapat  mengelakkan dari siksa kubur?" Sabda beliau: "Wahai Tsauban, demi  ALLAH Zat yang telah mengutus saya sebagai nabi, tiada seorang muslim  lelaki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan sholat  malam sekali dalam bulan  Rajab dengan niat karena ALLAH, kecuali  ALLAH mencatatkan baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan  sholat malam satu tahun."

 Sabda beliau lagi: "Sesungguhnya Rajab  adalah bulan ALLAH, Sya'ban adalah bulan aku dan bulan Ramadhan  adalah bulan umatku". "Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar  pada hari kiamat, kecuali para nabi,keluarga nabi dan orang-orang  yang berpuasa pada bulan Rajab,  Sya'ban dan bulan  Ramadhan.

 Maka sesungguhnya mereka kenyang, serta tidak akan  merasa lapar dan haus bagi mereka."

 Wassalamu'alaikum  wr.wb,

*di ambil dr berbagai sumber

Kisah Sayyidina Umar menulis surat kepada sungai Nil yg airnya tidak mengalir


Habib Achmad Jamal Toha Baagil
oleh : Habib Achmad Jamal Toha Baagil dalam acara Majlis Taklim Wa Maulid Riyadlul Jannah 20.11.2010 
 
 
masa Khalifah Umar bin Khatab. Ketika Mesir sudah di bawah Islam, maka Khalifah menunjuk Sayyidina Amru bin 'Ash sebagai Gubernur Mesir. Di hari pertama (dalam sistem penanggalan Mesir waktu itu) pada bulan itu, datanglah orang-orang menemu...i Gubernur. Juru bicara mereka berkata:

“Wahai Amirul mukminin, Sungai Nil di tempat kami punya kebiasaan tidak mau mengalirkan air kecuali permintaannya dipenuhi.”

“Apa permintaannya?” tanya Sayyidina Amru bin ‘Ash.

“Kalau sudah tanggal 11 bulan ini, kami biasa mencari seorang anak gadis. Setelah kami menjadikan kedua orang tuanya senang dan redha, maka kami menyuruh gadis itu berdandan dan berhias secantik mungkin. Lalu kami melemparnya ke Sungai Nil sebagai tumbal,” papar mereka.

Kemudian Sayyidina Amru bin ‘Ash memotong, “perbuatan itu dilarang oleh Islam dan Islam melenyapkan ajaran buruk sebelumnya.”

Karena merasa tidak ada solusi, para penduduk Mesir yang menetap di sekitar Sungai Nil memutuskan untuk menetap sementara seperti biasa. Bila air Sungai Nil tidak mengalir, mereka berencana pindah ke wilayah lain.

Melihat keadaan itu, Sayyidina Amru bin ‘Ash mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Khaththab di Madinah. Gubernur Mesir itu melaporkan peristiwa yang dihadapinya dan meminta nasihat kepada Khalifah Umar apa yang mesti ia lakukan.

Khalifah Umar membalas surat Sayyidina Amru. Dalam suratnya Khalifah menulis, “Tindakanmu benar. Islam memang menghapus kebiasaan buruk sebelumnya. Aku telah mengirim kertas khusus untuk engkau lempar ke Sungai Nil.”

Surat Khalifah sampai ke tangan Gubernur Amru. Sayyidina Amru membaca isi surat khusus yang ditulis Khlalifah untuk Sungai Nil. “Dari hamba Allah, Umar Amirul Mukminin untuk Nil penduduk Mesir. Amma ba’du. Jika engkau mengalir karena kemauanmu, janganlah engkau mengalir. Tetapi bila engkau mengalir karena diperintah oleh Allah, maka aku meminta kepada Allah Yang Mahaesa lagi Maha Perkasa agar menjadikanmu mengalir.”

Kertas itu dilempar Gubernur Amru bin ‘Ash ke Sungai Nil sehari sebelum hari raya Nasrani. Saat itu penduduk Mesir tengah bersiap-siap pindah ke negeri lain karena Sungai Nil yang menjadi sumber penghidupan mereka berhenti mengalirkan air.

Setelah surat Khalifah dilempar, keesokan harinya, di pagi hari di hari raya Nasrani, air Sungai Nil telah mengalir dengan ketinggian 7 meter lebih, hanya dalam waktu semalam. Sejak itu adat buruk masyarakat Mesir melempar tumbal seorang gadis hidup-hidup ke tengah Sungai Nil berhenti.

Peristiwa ini tercatat dalam Tafsir Ibnu Katsir (3/480), Tafsir Al-Qurthubi (13/70-71), Tafsir Fakhrur Razi (21/74-75), Tarikh Al-Khulafa karya Asy-Syuyuti, Thabaqat Asy-Syafi’iyah Al-Kubra karya As-Subkiy, dan kitab-kitab masyhur lainnya.
 
kesimpulan :  Menurut keterangan guru kami, Habib Jamal Baagil ; klo pemimpin negeri itu adil, gunung2 dan semua bencana itu tidak akan ada. 
 
artikel saya copas dr tmn fb : Muhammad Syafii II  

Penyebab Hati menjadi mati

Mari selalu  jaga hati dg dzikrullah, sholawat, baca Alqur'an, mnuntut ilmu n mngamalkannya. (Umar Faruqi)


Imam Al-Ghazali berkata: Penyebab Hati menjadi mati:


  1. Ingkar kepada
    Allah, Rasul...ullah dan Para Ulama',
  2. Prasangka buruk,
  3. Menggunjing,
     
  4. Memfitnah, 
  5. Malas Ibadah, 
  6. Memakan makanan yang haram, 
  7. Terlalu
    cinta dunia, 
  8. Tidak Ikhlas, 
  9. Marah dan dendam, 
  10. Kurang Bersyukur.

Malam Jumat!. Waktune sunnah Rasul (maksudnya banyakin shalawat)

Video Thumb

Sholawat Hadroh/Rebana "Sholatullahitagsyakum Habibi"


HADROH from "Jamiyah Nahdhotul Subaniyyah" Sitanggal - Lanjaman

Soundtrack dr Group Hadroh "Al-Muhibbin"

TEKS "Sholawatullahitaghsyakum Habibi"


صَـلاَ ةُ اللهِ تـَغْــــشَا كُـــــمْ حــَـــبـِـيـْـبِــي

وَ اَلـِــــكُــمُ وَ يـَغْــــشَا كُـــــمْ سَــــلاَ مُ

Limpahan Shalawat Allah selalu meliputi kalian

(Wahai Nabi SAW dan para pencintanya dan pembelanya SAW)

dan atas keluarga kalian dan salam sejahtera selalu melimpah pada kalian.

عَــلَى قَــدْرِ الْـجَـــمَـالِ مَــعَ الْـــكَــمَـالِ

وَمـَــا طَـرِ بَ الْــمُـحِــــبُّـوْ نَ وَهَـــامُ

Sebanyak kadar segala keindahan dan kesempurnaan,

dan sebanyak gejolak kerinduan dan kasih para pecinta Nabi SAW.

لـِغـَـيْـرِ جَـــمَـا لـِـكُـــمْ نَــظَـرِ يْ حَـــرَ امُ

وَ غَــيْـرِ كَــلا َ مِــكُـمْ عِــــنـْدِ يْ كَــلا َمِ

Untuk selain memandang keindahan kalian, telah kuharamkan pandanganku,

dan selain pembicaraan kalian dihadapanku umpama lantai tempat pijakan kaki (yaitu sangat hina).

وَ عُــمْرٌ تَـسْـرِ يْ مِـنْـكُــمْ بـَـعْــضَ يـَـــوْ مٍ

وَ سَـــا عَـةُ غَــــيْرِ كُـــمْ عَــامٌ فَــعَـامُ

Dan usiaku terlewatkan bersama kalian seakan beberapa hari (terasa sangat singkat),

dan sesaat tanpa kalian bagaikan bertahun-tahun.

وَصَـبـْرِ يْ عَــنْـكُـــمُ شَـيْءٌ مُـحَــــالٌ

وَ مـَـا لِـيْ قَــاتِـلٌ إِ لاَّ الـْـفِـــطَـامُ

Dan sabar dari merindukan kalian adalah hal yang mustahil,

dan tak ada (yang kutakutkan) sebagai pembunuh, selain perpisahan dengan kalian.

إِ ذَا عَــا يـَـنْـتُـــكُــمْ ذَا لَـتْ هُـمُــوْ مِــيْ

وَ إِ نْ غِــبْـــتُـمْ دَ نَـى مِـنـِّـي الـْحِـــمَـامُ

Apabila aku melihat kalian maka hilanglah kesedihanku,

dan apabila kalian tiada maka telah dekatlah padaku kematian.

اَوَ دُّ بِــأَنْ أَ كُـــوْ نَ لَــــكُــمْ جَـــلِـيـْـــسًا

وَ تـُنْـصَـبُ لـِي بِـرَ بـْعِـــكُــمُ خِــيَـامُ

Aku sangat berhasrat untuk selalu menjadi pendamping kalian, dan dibuatkan kemah di halaman rumah kalian, (ungkapan hati dari besarnya hasrat untuk selalu tidak berpisah, apabila tidak mendapat tempat tinggal di rumah mereka, maka cukuplah di halaman rumah mereka).

بــَدَاهُ بـِالـْـوِ صَــالِ مَــرِ يـْضَ هَجْـــرٍ

يـَـهِــيـْــمُ بِــكُــمْ إِذَا سَــجَـعَ الْـحَـــمَـمُ

Maka mulialah (mendekat padaku) dengan menyambung (pertemuan) setelah pedihnya perpisahan, (denganku)

yang selalu mendambakan kalian setiap kali burung-burung merpati saling bersenandung

(maksudnya tidak pernah ada berakhir).

حَـــدِ يـْثُ غَــــرَ ا مِـهِ فِـــيْــكُـــمْ قَـــدِ يـْـمٌ

وَ مَـلـْـبَـسُـهُ مِــنَ الْـحُـــبِّ الــسِّــــقَـامُ

Kabar tentang ia (diriku) tergila-gila pada kalian telah lama terdengar,

dan pakaian (yang menutupiku) dari kecintaan adalah kesusahan.

فَـــأَنــْـتُـمْ فِي اْلأُ صُـوْ لِ أَجَــــلُّ أَصْـــلٍ

إِ ذَا شِــئْـتُـمْ تَـحَـــصَّـلَ لِي الْـمَــرَ امُ

Dan kalian dari segala sumber (kemuliaan) adalah sumber yang sangat kuat,

apabila kalian menghendaki, maka akan tercapailah untukku segala keinginan.

بـِكُـــمْ صَـعْبُ اْلـلأُ مُـوْ رِ يـَعـُـوْ دُ سَــــهْـلا ً

فَــبِا ْلإِ حْــــسَـانِ جُــوْ دُو ا يـَا كِــرَ امُ

Sebab kalianlah segala permasalahan berbalik menjadi kemudahan,

maka Demi Yang Maha Memiliki Kebaikan, bermurah hatilah wahai orang-orang yang mulia.

فـَــلَـيْـسَ سِــوَ ا كُـــمُـوْ لـِلْـجُــوْ دِ أَهْـــــلا ً

فَـكَــيْـفَ نَــذِ يــْدُ صُــوْ حِــيـْكُـــمُ يــُضَـامُ

Maka tiadalah selain kalian orang yang lebih bermurah hati.
 
 

Syair “INI BID’AH ITU SYIRIK” --> wong Djowo (forsansalaf.com)

Aku baca sirah dan maulid NABI
Kata wahabi, aku musyrik

Aku perbanyak salawat NABI
Kata wahabi, aku musyrik
......
Aku cintai para wali
Kata wahabi, aku musyrik

Aku berziarah kubur karena perintah NABI
Kata wahabi, aku musyrik

Aku kirimkan doa ‘tuk orang mati
Kata wahabi, aku musyrik

Aku katakan, Nabi pun mengajari tawassul
Kata wahabi, aku musyrik

Aku cium tangan para ulama
Kata wahabi, aku musyrik

Aku hormati anak cucu Nabi
Kata wahabi, aku musyrik

Aku hadiri majelis dzikir
Kata wahabi, aku musyrik

Aku bersihkan hati ini
Kata wahabi, aku musyrik

Ku katakan, Qur’an hadits tidak boleh ditafsiri sendiri
Kata wahabi, aku musyrik

Aku tak tahu, siapa yang sebenarnya musyrik
Kata wahabi, musyrik adalah musyrik

Aku kian bingung, apakah semua musyrik?
Kata wahabi, sekali musyrik tetap musyrik..

Kukatakan lagi, jika wirid kami syirik.. apa gerangan wiridmu?
Kata wahabi, kami berwirid sepanjang hari

Ku tanya, wirid apakah itu?..
Kata wahabi, kami berwirid setiap saat

Ku tanya lagi, wirid yang mana?
Kata wahabi, wirid kami hanya satu

Aduhai, kenapa bertele-tele… ajari kami wiridmu
Kata wahabi, bunyinya begini, “ini bid’ah itu syirik”..
“ini bid’ah itu syirik”….. (100x tiap hari)

Jika Wali songo islamkan orang musyrik
Wahabi bilang, selain wahabi semua musyrik..

http://www.forsansalaf.com/2009/albani-muhaddits-tanpa-sanad-andalan-wahabi/

melazimkan istighfar

Habib Hadi Alkaff mengatakan yang melazimkan istighfar maka Allah akan keluarkan dari kesulitan menggantinya dengan kesenangan, Allah kasih rezeki dari arah yang tak terduga. (Ceramah Shalat Jumat Masjid Jami Alun2 Kota Malang 21.01.11)
Habib Hadi Alkaff

 Profil beliau cari  :  
http://majlisriyadhuljannahsandakan.blogspot.com/2010/01/biografi-al-ustadz-al-habib-hadi-al.html

Rosulallah saw mnjawab salam n sholawat kita...

Habib Ahmad Alaydrus Muallim di Darul Hadist Malang, mengatakan dalam ceramah beliau di Riyadlul Jannah "Setiap salam/shalawat kita akan dijawab langsung oleh Rasulullah, Ruh Rasulllah akan dikembalikan ke jasad beliau agar dapat menjawab salam/shalawat kita secara langsung". Bisa dibayangkan klo setiap kita bershalawat BELIAU SAW tau siapa yg bershalawat
dadi kiro2 Rasulullah ngerti sopo ae sing shalawatan, sing jenenge paidi, gimin, kang no, cak di, cak muh, pakde tono, mbah mahmut , pak tukiran, yu tini, yu ijah, mbok sarmi
 
karena pengikat bathiniyah atara Rosulullaah & ummatnya adalah sholawat. sabda Rosulullaah : "Barang siapa yg paling dekat dengan aku besok diakherat adalah orng yang paling banyak bersholawat kepadaku."
(HR.Tirmidzi)

SHOLALLAAH 'ALA MUHAMMAAD
 
Allahumma shalli ala sayyidina muhammad wa alihi washahbihi wasallim
Allahumma shalli ala sayyidina muhammad wa alihi washahbihi wasallim
Allahumma shalli ala sayyidina muhammad wa alihi washahbihi wasallim
Allahumma shalli ala sayyidina muham...mad wa alihi washahbihi wasallim
Allahumma shalli ala sayyidina muhammad wa alihi washahbihi 
note ini saya ambil dr Gus.M.Syafii dr Malang