Kamis, 02 Juni 2011

5 Keutamaan Membaca Laa Ilaaha Illallah


Salah satu tradisi yang telah mendarah daging di hati sebagian Kaum Muslim di Indonesia adalah tahlilan. Kegiatan tahlilan tidak melulu diadakan karena ada yang meninggal dunia. Di kampung-kampung, desa-desa, mushalla-mushalla, tahlilan justru dijadikan kegiatan rutin tiap Kamis malam Jumat selepas shalat Maghrib atau Isya yang dikordinir oleh tokoh setempat.

Pada Kamis (12/5) silam, saya menghadiri acara tahlilan yang diadakan di rumah Bapak Mariyanto, seorang tuna netra. Tahlilan diadakan sebagai kegiatan keliling dari rumah ke rumah warga setempat. Dalam kesempatan tersebut saya didaulat untuk menyampaikan ceramah.

Saya menguraikan secara singkat tentang makna tahlil secara bahasa yang kemudian saya tuliskan dalam catatan kecil ini. Tahlil  berarti membaca kalimat Laa Ilaaha Illallah. Seseorang yang ikut acara tahlil dengan sendirinya dia mengikuti sebuah majelis yang di dalamnya dibacakan kalimat tersebut.

Kalimat Laa Ilaaha Illallah termasuk bacaan dzikir yang utama, selaras dengan tuturan Nabi Muhammad SAW yang artinya, “Dzikir yang paling afdhal adalah (membaca) Laa Ilaaha Illallah.”

Ibnu Abid Dun-ya beserta Imam Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: “Malaikat maut menghampiri seorang laki-laki yang telah mati, lalu ia meneliti seluruh anggota tubuhnya, namun ia tidak menemukan amal kebajikan di dalamnya.

"Kemudian ia membelah hatinya, ia juga tidak menemukan amal kebajikan  di dalamnya, lalu dibuka mulutnya, ditemukan lidah yang melekat pada bagian atas mulut sedang membaca “Laa Ilaaha Illallah”, maka diampuni segala dosanya karena adanya kalimat yang ikhlash itu.” (HR. Thabrani, Baihaqi, Al-Khatib)

Setidaknya ada lima keutamaan di balik membaca Laa Ilaaha Illallah. Pertama, membaca Laa Ilaaha Illallah berfungsi memperbarui iman seseorang. Rasulullah bersabda, “Perbaruilah iman kalian.” Sahabat bertanya, “Bagaimana cara kami memperbarui iman, wahai Rasulullah?” “Perbanyaklah membaca Laa Ilaaha Illallah.” (HR. ahmad)

Kedua, selamat dari siksa api neraka. Rasululah bersabda, “Allah telah mengharamkan api neraka bagi orang yang membaca Laa Ilaaha Illallah semata-mata mengharap ridha Allah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah berfirman, “Laa Ilaaha Illallah adalah benteng-Ku, barangsiapa masuk di dalamnya, ia selamat dari siksa-Ku.” (HR. Abu Nua`im)

Ketiga, dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bersinar wajahnya. Rasulullah bersabda, “Tiada seorang hamba membaca Laa Ilaaha Illallah sebanyak 100 kali kecuali Allah bangkitkan dia di hari kiamat, dalam keadaan bersinar wajahnya seperti rembulan di malam bulan purnama.” (HR. Ad-Dailami)

Keempat, membaca Laa Ilaaha Illallah lebih utama dari seisi langit dan bumi. Imam Nasa’i meriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudhryi ra. : Nabi saw bersabda, “Nabi Musa as. berdoa, “Wahai Tuhanku, ajarkanlah kepadaku tentang sesuatu untuk berdzikir kepada-Mu.”

Maka Allah berfirman, “Ucapkanlah Laa Ilaaha Illalla.” Lalu Nabi Musa berdoa lagi, “Wahai Tuhanku, setiap hamba-Mu membaca ini, saya ingin sesuatu yang istimewa untukku.” Maka Allah berfirman lagi, “Wahai Musa, andaikata tujuh petala langit dan penghuninya serta tujuh lapis bumi diletakkan di sebelah timbangan kalimat “Laa Ilaaha Illallah”, niscaya akan lebih berat kalimat “Laa Ilaaha Illallah”, melebihi dari semua itu.”  

Kelima, membaca Laa Ilaaha Illallah membuat iblis berputus asa dalam mencelakakan diri orang yang membacanya. Nabi telah bersabda, “Biasakanlah membaca kalimat “Laa Ilaaha Illallah” dan istighfar, perbanyaklah membaca keduanya. Sesungguhnya iblis telah berkata, “Aku telah membinasakan manusia dengan dosa namun mereka membinasakan aku dengan ucapan “Laa Ilaaha Illallah dan istighfar”, ketika dalam keadaan yang seperti itu maka aku binasakan mereka dengan hawa nafsu, dan mereka mengira bahwa dirinya telah mendapat hidayah.” (HR. Abu Ya`la)

1 komentar: