Senin, 30 Mei 2011

Kisah Imam Ali Zainal Abidin bin Husein Ra (cucu Rasulullah SAW)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Allohumma Sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi sayyidina Muhammad.


Beliau Imam Ali Zainal Abidin adalah putra dari sayyidina Husein cucu Rasulullah SAW. Setiap hari beliau sholat 1000 roka’at, sampai-sampai kening beliau terlihat bekas sujud, saking seringnya beliau bersujud untuk beribadah kepada Allah SWT.
Suatu hari ada seorang yang merupakan penduduk baru di kampung dimana Imam Ali Zainal Abidin tinggal, orang tersebut mempunyai hutang kepada temanya dan hari itu dia berencana untuk membayar hutang tersebut. Sewaktu di perjalanan dia mampir di masjid untuk menunaikan sholat. Setelah sholat dia melanjutkan perjalananya, di tengah perjalanan dia sangat kaget karena uang senilai 2000 dinar yang rencanaya untuk membayar hutang, ternyata setelah dicari uang tersebut tidak ada. Dia bingung, ditelusuri jalan yang tadi dilewatinya tapi dia tidak menemukan uang tersebut. Akhirnya sampailah dia ke masjid yang tadi dia sholat.

Di dalam masjid hanya ada satu orang yang sedang melaksanakan sholat. Orang ini tanpa banyak basa-basi langsung saja menuduh orang yang sedang sholat tersebut adalah orang yang telah mengambil uangnya. Dia tidak tahu kalau yang sedang sholat itu adalah Imam Ali Zainal Abidin. Beliau mengatakan bahwa beliau tidak tahu menahu mengenai uang yang dimaksud oleh orang tersebut, tetapi beliau tetap dipaksa untuk mengakui kalau beliau yang telah mengambil uangnya.

Akhirnya sang Imam mengajak orang tersebut untuk ke rumahnya, kemudian di rumah tersebut orang itu dijamu dengan baik dan sopan, tak lama sang Imam keluar dengan membawa uang sejumlah 2000 dinar untuk diberikan kepada orang tersebut. Tanpa banyak bicara orang tersebut langsung keluar dari dalam rumah Imam untuk membayarkan uang tersebut.
Setelah membayar, orang itu pulang ke rumahnya, sesampainya istrinya bertanya, apakah tadi jadi bayar hutang? Dan suaminyapun mengiyakan. Istrinya tidak percaya dan berkata “ bagaimana kau membayar hutang sedangkan uang 2000 dinar yang seharusnya dibuat membayar ketinggalan di rumah?” sambil menunjukan uang tersebut. Kontan saja dia langsung diam dan termenung membayangkan apa yang telah terjadi tadi. Dia telah  menuduh orang tanpa sebab, tapi kenapa orang tersebut yang dituduh tidak marah sedikitpun, malahan membantunya, siapa gerangan orang tersebut.

Diapun langsung menuju rumah sang imam, sesampainya disana dia masih bingung apakah benar rumah ini yang tadi aku datangi, dia Tanya kepada salah seorang tetangga sang imam, siapa yang tinggal di rumah tersebut, saya tidak tahu karena saya orang baru disini, tetangga itu berkata ini adalah rumah Imam Ali Zainal Abidin bin Husein putra Fatimah Az Zahro binti Rasulullah SAW, bagaikan tersambar petir orang tersebut, dia sangat merasa bersalah kepada sang Imam. Dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu sang Imam, dia sangat ketakutan, dia mengira pasti dia akan dihukum oleh sang imam. Setelah dibukakan pintu, sang imam menyambutnya dengan baik dan mempersilahkan masuk, sang imam bertanya  “apakah masih kurang uang yang saya berikan?”. Orang itu men ceritakan apa yang terjadi yang sebenarya dan dia memohon maaf kepada Imam Ali Zainal Abidin atas kesalahan yang telah dibuatnya, sang imampun berkata  “saya sudah memaafkan kamu sewaktu kemarin di masjid, sewaktu kamu pertama kali menuduh saya”

Orang tersebut semakin sedih dan sangat merasa bersalah kepada beliau, kemudian dia memberikan uang sejumlah 2000 dinar kepada Imam Ali Zainal Abidin sebagai pengganti uang yang dulu, tetapi Imam Ali Zainal Abidin tidak mau menerimanya, beliau bilang “Saya Ikhlas atas uang tersebut”.

Sungguh Akhlaq dari seorang ahlul baity Nabi Muhammad yang sangat Mulia, seperti datuknya, Kanjeng NAbi Muhammad SAW.
Semoga kita semua bias mengambil pelajaran dari kisah di atas, yang mana “Memaafkan kesalahan seseorang sebelum orang tersebut meminta maaf kepada kita adalah merupakan salah satu Akhlaq yang Mulia”


Wabillahit Taufiq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar